KALAMANTHANA, Penajam – Masih ingat kasus dua mahasiswa Indonesia yang membobol 4.000 kartu kredit milik warga Australia tempo hari? Salah satunya adalah mahasiswa dari Penajam Paser Utara. Informasi yang didapat, sang mahasiswa berasal dari Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam.
Informasi tersebut didapat KALAMANTHANA dari orang yang layak dipercaya. Sang sumber menyebutkan dirinya adalah tetangga dan karena itu pernah berteman dengan Adhitya Rahman, sang tersangka yang membuat heboh Indonesia dan Australia itu.
“Dia berasal dari keluarga berada. Nggak nyangka juga jika dia melakukan pembobolan sampai ke seluruh dunia itu,” ujar sumber tersebut kepada KALAMANTHANA, Senin (10/9/2018).
Adhitya ditangkap aparat kepolisian di Asrama Mahasiswa Benuo Taka Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 6 Juni 2018 lalu. Dia tak ditangkap sendirian. Saat yang sama, ditangkap pula Dedek Saputra Chaniago di Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Bandung, Jawa Barat. Keduanya adalah mahasiswa teknik sipil di kedua kota tersebut.
Polisi menyita beberapa barang bukti dari tersangka, yaitu: handpone, CPU, router, tabungan dan beberapa pakaian.
Jumlahnya kartu kredit yang dibobol mencapai 4 ribu dari 1.500 warga negeri Kangguru tersebut. Data kartu kredit itu digunakan untuk transaksi barang via online senilai 20 ribu dolar AS atau Rp290 juta. Mereka ditangkap polisi Juni lalu dan kasusnya baru dirilis bulan lalu oleh Kabareskrim Irjen Arief Sulistyanto.
Kabareskrim Irjen Arief Sulistyanto menuturkan, awalnya keduanya mengirim e-mail yang seakan-akan berasal dari berbagai toko online terkenal di Australia. Isi e-mail itu dibuat menggiurkan dengan diskon besar.
“Saat penerima e-mail mencoba membeli secara online, aplikasi SQLi Dumper yang telah disematkan dalam e-mail otomatis berjalan,” ujarnya.
Aplikasi tersebut memunculkan halaman PayPal palsu. Saat penerima e-mail memasukkan data kartu kredit itulah, data dikirim kepada kedua pelaku. Hasilnya, kedua pelaku selama dua tahun (2017-2018) menguasai 4 ribu data kartu kredit milik warga negara Australia. “Data-data ini digunakan untuk membeli barang elektronik dari toko online sebenarnya di Australia,” tuturnya. (myu)
Discussion about this post