KALAMNTHANA, Tamiang Layang – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Barito Timur melaksanakan kegiatan sosialisasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) tingkat Bartim.
“Arah kebijakan pembangunan nasional pemerintah tahun 2015-2019 BKKBN beserta SOPD KB diberi mandat untuk mensukseskan agenda pembangunan nasional atau Nawacita,” ucap Pj. Bupati Bartim I Ketut Widhie Wirawan yang diwakili Asisten II Yuliantara dalam sambutannya di Aula Diknas, Kamis (13/09/2018).
Khususnya agenda prioritas ketiga, yakni membangun Indonesia dari pinggiran, agenda prioritas kelima meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, serta agenda prioritas kedelapan revolusi karakter bangsa.
Dilanjutkannya, berkaitan dengan Nawacita kelima, dilakukan upaya pembangunan manusia sebagai insan dan sumber daya pembangunan mulai dalam kandungan ibu sampai usia lanjut.
Permaslahan di Indonesia saat ini adalah tentang masalah gizi ganda, yaitu kekurangan gizi seperti wasting atau kurus dan stunting atau pendek pada balita, anemia pada remaja dan ibu hamil.
Sekitar 37 persen atau hampir 9 Juta balita mengalami stunting (Riskesdas 2013). Indonesia adalah negara dengan prevalensi kelima terbesar. Bartim pada tahun 2018 merupakan salah satu sasaran program nasional untuk stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Adapun desa sasaran program stunting di Bartim meluputi 10 desa yang tersebar di empat kecamatan yaitu kecamatan Dusun Timur adalah Desa Mangkrap, di Kecamatan Paku adalah Desa Putut Tauluh, di Kecamatan Dusun Tengah adalah Desa Rodok dan Ampah Dua, Kecamatan Pematang Karau meliputi Desa Muara Plantau, Ketab, Kupang Bersih, Bambulung, Muru Duyung dan Bararawa.
Oleh karenanya penting upaya peningkatan promotif dan preventif dalam rangka perbaikan gizi, yaitu melalui optimalisasi pengasuhan 1000 HPK dengan memastikan pemenuhan gizi ibu dan bayi selama masa kehamilan, hingga anak menginjak usia 2 tahun. Jika tidak terpenuhi maka akan mengalami maslah gizi tersebut.
“Saya mengajak semua pihak, baik SOPD terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi profesi, Ormas, PKK, bahkan seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam nendukung upaya peningkatan kualitas SDM di Bartim yang kita cintai,” pungkas Yuliantara. (afa)
Discussion about this post