KALAMANTHANA, Muara Teweh – Setelah tiga hari berlalu, jenazah korban pembunuhan sadis di Camp Hajak C, yakni pasangan suami-istri Dominikus Jehatu alias Domi (34) dan Meliana Minur alias Imel (24), serta putranya Apriliano (4 bulan) dimakamkan di pemakaman umum Desa Trahean, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Isak tangis keluarga besar Manggarai dan Flobamora di Kabupaten Barut mewarnai acara pemakaman. Turut hadir saat pemakaman adalah Kapolsek Teweh Tengah AKP Nandi Indra Nugraha, Camat Teweh Selatan Sugeng, perwakilan PT AGU Junaidi, Ketua DAD Barut Jonio Suharto, serta warga Trahean.
Penguburan tiga korban pembunuhan di Camp Hajak C itu berlangsung sejak pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 11.50 WIB. Dua pastor dari Paroki Santa Maria De la Salette Muara Teweh dan Paroki Santo Monfort Maranen memimpin prosesi penguburan secara Katolik.
Baca Juga: Sebelum satu keluarga NTT tewas terbakar, suara berisik muncul dari plafon, ada apa?
Sempat dikabarkan tewas karena kebakaran, polisi belakangan menduga tewasnya Dominikus sekeluarga disebabkan karena pembunuhan. Sejumlah indikasi ditemukan petugas. Apa saja?
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Barut AKP Samsul Bahri, di Muara Teweh, Kamis (13/9/2018), menyebutkan ada tanda-tanda luka pada tubuh ketiga korban. Tidak hanya pada Domi, pria asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu, melainkan juga istrinya Imel dan putranya Apriliano.
Luka tersebut, kata Samsul, bukan hanya berupa luka bacokan, melainkan juga sayatan dan tusukan. Dia memberi contoh, pada tubuh Apriliano, sang anak yang baru berusia empat bulan, ditemukan luka tusukan.
Pada jasad kedua orang tuanya, yakni Domi (34) dan Meliana Minur alias Imel (24), polisi menemukan bekas luka bacokan pada tengkuk, batang leher, dan leher.
“Tapi kami harus menunggu hasil laporan resmi dokter forensik secara terperinci dan lebih detail,” sebut Samsul. (mel)
Discussion about this post