KALAMANTHANA, Muara Teweh – Aparat Polres Barito Utara diback-up personil Jatanras (kejahatan dengan kekerasan) Polda Kalimantan Tengah, terus menyisir beberapa lokasi yang diduga sebagai tempat yang bisa memberikan petunjuk tentang pembunuh Dominikus Jehatu alias Domi (34), istrinya Meliana Minur alias Imel (20), dan putranya Apriliano (4 bulan).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Barut AKP Samsul Bahri mengatakan, hampir semua anggota Reskrim Polres Barut dibantu aparat dari Polda Kalteng terus menyisir lokasi di Desa Hajak, Sikan, Pandran Permai, dan Trahean. Polisi mencari petunjuk baru yang bisa mengarah ke pembunuh. “Anggota terus berada di lapangan. Kita sebar anggota dibeberapa lokasi. Mereka turun dari pagi, siang sampai malam hari dibantu tim Polda,” ujarnya kepada wartawan di Muara Teweh, kemarin.
Samsul tak lupa meminta kesabaran masyarakat, saat polisi gencar melakukan penyelidikan. Termasuk pula mereka yang dipanggil sebagai saksi, karena ada beberapa di antaranya dipanggil kembali untuk melengkapi berkas pemeriksaan. “Saksi sudah banyak kita periksa, anggota juga sudah disebar, mudah-mudahan ada titik terang dari kasus ini,” ucap perwira penyandang tiga balok itu.
Polisi memang harus bekerja ekstra keras mengungkap pembunuh satu keluarga karyawan PT AGU asal Manggarai itu, sebab setelah seminggu berlalu, belum ada satu pun saksi yang bisa memberi petunjuk ke arah siapa sebenarnya pelaku kejahatan sadis di Camp Hajak C, Kecamatan Teweh Baru.
Polisi kesulitan mengungkap kasus pembunuhan secara cepat, antara lain karena keterangan saksi sangat minim, khususnya dari para tetangga di barak nomor 1, 2, 3, dan 4 mengenai aktivitas Domi dan keluarganya pada Selasa (11/9), sekitar pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 23.30 WIB.
Aktivitas Domi, Imel, dan putranya selama rentang 6,5 jam itu sangatlah krusial dan kemungkinan besar bisa menyingkap tabir apa yang sebenarnya terjadi, sehingga polisi amat membutuhkan keterangan saksi yang melihat atau mengetahuinya. Sebab, baru pada pukul 23.30 WIB, tetangga barak, bernama Thomas dan Juliyanto mengetahui bahwa tiga penghuni barak nomor 6 tewas mengenaskan. Itu pun karena didahului dengan melihat asap dan mendengar bunyi berisik dari plafon di barak itu. (mel)
Discussion about this post