KALAMANTHANA,Buntok – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Barito Selatan, Kalimantan Tengah, mempertanyakan keluhan sejumlah guru pengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) terkait tunjangan daerah terpencil yang belum dibayar pada tahun 2018.
Salah seorang guru di desa terpencil di wilayah Dusun Selatan mengaku tidak menerima tunjangan itu. Padahal, tahun sebelumnya, dia mendapatkan dana tunjangan bagi guru di desa terpencil dan telah dibayarkan. Anehnya, pada 2018 justru yang bersangkutan tidak mendapatkan dana tunjangan itu. Bahkan namanya saat ini sudah tidak masuk dalam data penerima dana tunjangan di desa terpencil.
Akhmad Fauzi, legislator DPRD Barsel dari PKS, menyorot tajam akan kesenjangan itu. Rasa prihatin tumbuh ketika ia mendapatkan laporan dan keluhan pendidik di desa terpencil Dusun Selatan ini.
Selain itu, Akhmad Fauzi berpendapat banyak pihak guru yang mengajar di pelosok pedesaan mengeluh karena tujangan SDN terpencil yang sebelumnya mereka dapatkan, namun di tahun 2018 tunjangan itu hilang. “Alasannya dan penyebabnya tidak jelas hingga saat ini,” ucap Akhmad Fauzi Kepada KALAMANTHANA, Senin (24/9/2018).
Menurutnya, informasi itu ia dapatkan pada saat dirinya melakukan kujungan kerja perseorangan ke sejumlah SDN di pelosok desa terpencil di wilayah ini. “Untuk diketahui, SDN tersebut tidak mengalami perubahan, baik lokasi dan kondisinya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan ada banyak hal yang harus dibenahi dan jadi perhatian dari pihak yang terkait,” sebut Fauzi.
Tunjangan guru di wilayah terpencil yang semestinya mereka dapatkan seperti tahun-tahun sebelumnya, harusnya terus berlanjut untuk mendapatkan yang sudah menjadi hak bagi pengajar di daerah terpencil itu. Ia sangat menyayangkan akan hal ini.
“Untuk itu kami sebagai wakil rakyat berhak mempertanyakan hal itu kepada pemerintah daerah atau instansi yang terkait, kenapa harus ada guru yang namanya dihilangkan, bahkan tidak memiliki hak untuk mendapatkan tujangan itu. Karena pada 2018 ini data yang ada berbeda dengan tahun sebelumnya, 2017,” cetusnya.
Fauzi juga mengatakan, harusnya demi kesejateraan dan suksesnya kegiatan dari proses belajar dan mengajar di seluruh sekolah terpencil, hendaknya pihak instansi terkait melakukan evaluasi kembali terhadap sejumlah data pengajar sekolah terpencil yang ada di wilayah ini. “Mungkin saja ada kesalahan administrasi atau data di instansi yang terkait sehingga pada tahun 2018 hanya sebagian guru SDN terpencil yang mendapatkan tunjungan itu. Padahal tahun 2017 semua guru SDN terpencil mendapatkan tunjangan dimaksud,” ujar politisi PKS Barsel ini. (fik)
Discussion about this post