KALAMANTHANA, Muara Teweh – Peristiwa air tergenang atau kebanjiran pada beberapa ruangan di RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, Selasa (2/10), rupanya bukan hanya ramai diperbincangkan di media sosial, tetapi mengundang reaksi pula dari para anggota DPRD Barut.
Anggota Komisi I DPRD Barut dari Fraksi PDI Perjuangan Denny Hermanto Sumarna mengatakan, prihatin atas banjir yang terjadi di RSUD Muara Teweh. “Terutama yang kita takutkan, bila banjir, ada pembuangan limbah RSUD yang sangat berbahaya bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan atau mungkin gatal-gatal pada pasien dan keluarga yang menemani saat rawat inap,” ujarnya, Kamis (4/10/2018).
Guna mencegah hal tersebut, pria yang biasa disapa Liping ini menyarankan, instansi terkait dan Dinas PUPR Kabupaten Barut segera merencanakan dan melaksanakan penganggaran saluran drainase dalam APBD murni 2019, sehingga ada drainase baru. “Hal yang harus diperhatikan saat membuat drainase itu, elevasi dan lokasi bangunan rumah sakit harus lebih tinggi, sehingga bila terjadi hujan, air tidak tergenang,” katanya.
Sedangkan anggota DPRD Barut Tajeri (Fraksi Gerakan Keadilan Karya Bangsa) menegaskan, Pemkab Barut harus segera mencari solusi, agar hal seperti ini tidak terulang kembali. “Sepengetahuan saya, selama ini, sebelum ada proyek pembangunan gedung baru RSUD, tidak pernah terjadi kebanjiran. Ada apa, apakah ini karena adanya pembangunan gedung baru atau ada penyebab lain,” ucapnya kepada wartawan, kemarin.
Menurut Tajeri, jika ini dampak dari pembangunan gedung baru yang sedang berlangsung, PT Jaya Kontruksi (Jakon) sealkau kontraktor mesti bertanggung jawab. “Kami minta pemkab segera mengevaluasi, supaya peristiwa kebanjiran tidak terulang kembali,” sebutnya.
Ia menambahkan, kejadian air tergenang atau kebanjiran juga pernah terjadi saat pembangunan gedung wing A. Begitu hujan turun, salah satu ruangan terendam air. Ini diketahui setelah warga sekitar Gang Sekumpul mengeluh, karena air merembes lalu membanjiri rumah warga dan sebuah TK. “Waktu itu, saya panggil langsung pengawas lapangan PT JAKON. Jawabnya siap mencari solusi agar air hujan tidak merembes lagi. Kita berharap kontraktor bekerja secara baik dan benar,” tutur Tajeri.
Sejak Selasa dini hari, beberapa ruangan tempat pelayanan di RSUD Muara Teweh seperti poliklinik, tempat rawat inap pasien di zaal A dan zaal B terendam air alias kebanjiran, karena drainase tersumbat dan tidak mampu menampung pembuangan air hujan yang terjadi semalaman. Akibatnya pelayanan pada Selasa pagi tertunda beberapa jam, karena harus menunggu petugas gabungan RSUD dan BPBD membersihkan lantai yang basah.(mel)
Discussion about this post