KALAMANTHANA, Muara Teweh – Warga Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, harus bersabar menunggu listrik menyala permanen 24 jam di wilayahnya. Pasalnya, jika tidak ada halangan dan PLN pusat oke, material akan mulai diangkut mulai 2019.
Kepala ULP (Unit Layanan Pelanggan) PLN Muara Teweh Permono Gunawan mengatakan, proposal lengkap sampai dengan pembangunan jaringan sudah dibuat di PLN Rayon Kapuas. Berkas masuk ke PLN Area Banjarbaru dan dievaluasi. “Nanti baru ke pusat. Kita menunggu kucuran dana dari pusat. Saya dapat informasi, 2019 dimulai. Itu berarti pengiriman material-material,” ujarnya saat jumpa pers di Muara Teweh, Selasa (16/10/2018).
Tetapi Permono tak merinci, material apa saja yang akan diangkut dan pada bulan apa proses pengangkutan dimulai. Bahkan saat dihubungi lewat pesan pendek oleh KALAMANTHANA.
Permono mengakui, PLN menerima surat Bupati Barut Nadalsyah mengenai permintaan aliran listrik untuk Lampeong, Kecamatan Gunung Purei. Surat tersebut ditindaklanjuti dengan kegiatan survei pada 2017 dan 2018.
Setelah ada surat bupati dan mengevaluasi kelengkapan yang ada, seperti lahan tersedia, jalan yang dilewati, suplai BBM, panjang jaringan, jumlah pelanggan, dan mesin yang akan dipakai, ULP PLN Muara Teweh sebagai jembatan meneruskan ke tingkat lebih atas. “Saya tidak bisa memberi harapan yang lebih besar, karena domain saya bukan itu,” ucapnya.
Permono menambahkan, PLN sejak 2015 melakukan program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Lampeong. Sesuai dengan ketentuan dan peraturan PLN, bila daerah mendapat program PLTS , program listrik desa tidak boleh diadakan. Tetapi Pemerintah Kabupaten Barut pada 2017 mengusulkan listrik desa untuk Kecamatan Gunung Purei. Usulan yang disampaikan saat ini sudah masuk di APD Banjarbaru untuk diteruskan ke pusat.(mel)
Discussion about this post