KALAMANTHANA, Muara Teweh – Apa hasil pertemuan Camat Gunung Timang Syahmiludin Surapati dengan manajamen unit PDAM Kandui, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah terkait polemik tarif? Ternyata tarif PDAM tetap, hanya cara pencatatan water meter atau meter air yang berubah.
Syahmil sapaan akrab camat membeberkan, selama tiga tahun terakhir tidak ada kenaikan tarif di unit PDAM Kandui. Hanya, sejak sebulan terakhir, sistem pencatatan PDAM menggunakan foto hp android langsung pada meteran air. “Kalau selama ini penentuan tarif diambil rata-rata, sekarang disesuaikan dengan penggunaan masing-masing pelanggan,” ujarnya kepada KALAMANTHANA, Jumat (26/10/2018).
Syahmil menambahkan, pembengkakan pembayaran rekening air pelanggan unit PDAM Kandui, terjadi karena ada pelanggan mengisi air ke kolam ikan dan pelanggan membiarkan air mengalir terus padahal air tidak dipakai lagi. “Hal-hal seperti itu harus dihentikan, kalau tidak ingin tagihan rekening PDAM-nya membengkak,” ucapnya.
Kini, sambung pria yang pernah menjadi Sekretaris KPU Barut, meteran air di rumah pelanggan sudah diganti dengan meteran pencatat baru. Setiap saat sesuai dengan waktu pencatatan, petugas akan datang untuk memotret angka pada meteran air, karena tidak lagi menggunakan cara manual. “Hasil foto meter air langsung dikirim ke PDAM Pusat Muara Teweh” sebut Syahmil.
Terkait sistem pencatatan baru, Camat Gunung Timang menyarankan, pihak PDAM segera menyosialisasikan pola ini secara luas kepada masyarakat pelanggan PDAM. Camat dan kepala Desa Kandui siap memfasilitasi kegiatan sosialisasi. “Saran saya, PDAM segera sosialisasi,” pungkasnya.(mel)
Discussion about this post