KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Masih lesunya keberadaan tempat- tempat wisata di Kabupaten Pulang Pisau, belakangan menuai banyak kritik. Salah satunya datang dari Muhammad Abdus Salim, Pengurus Ikatan Mahasiswa Pulpis (IMAPPIS) Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Menurut Salim, sapaan akrabnya, salah satu penyebab lesunya geliat wisata tersebut bisa jadi karena kurangnya upaya serius Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat dalam menggandeng kaum milenial di Pulang Pisau dan media massa sebagai sarana publikasi kegiatan wisata itu sendiri.
“Kenapa kaum milenial berperan? Karena di mana-mana peminat tujuan wisata itu mayoritas anak-anak muda atau kaum milenial. Sehingga seharusnya dalam memoles satu tempat wisata di Pulang Pisau ini mereka bisa diikutsertakan. Tapi saat ini yang terjadi sebaliknya, kami dari mahasiswa saja belum ada yang diajak berdiskusi. Begitu juga media massa itu sangat penting dalam membuat viral objek wisata yang ada di Pulpis,” ucap Salim.
Senada dengan Salim, Ketua KNPI Pulpis, Bahrianoor juga ikut mengkritik pola pengelolaan wisata daerah yang dianggap kurang menarik kunjungan dari luar.
Padahal keberadaan Pulpis yang berada di tengah-tengah kota Palangka Raya dan Banjarmasin menjadikan bumi berjuluk Handep Hapakat tersebut seharusnya berpotensi menjadi tujuan wisata.
“Kami menilai karena kurang jelinya dinas terkait dalam memetakan potensi wisata yang mau di unggulkan. Saat ini tempat wisata kita terpencar-pencar sehingga kurang sentuhan dan jadi tidak menarik. Kemudian juga pihak Budpar juga belum terlihat upayanya untuk merangkul pihak- pihak yang berkompeten, yang punya kemampuan dalam mendorong wisata daerah. Misalnya saja organisasi pemuda dan organisasi media massa, harusnya dilibatkan juga. Karena ide, gagasan dan berita viral itu turut punya andil dalam menaikan kelas wisata kita,” tutupnya. (app)
Discussion about this post