KALAMANTHANA, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, saat ini masih menunggu jawaban dari PT Pertamina Persero terkait kerja sama dalam pengelolaan Blok Attaka yang telah bergabung dengan Blok East Kalimantan (Eastkal).
Hal ini dikatakan Direktur Utama Perusda Benuo Taka, Wahdiyat Alghazali kepada KALAMANTHANA, Sabtu (3/11/2018). “Kami masih menunggu surat jawaban Direktur Hulu Pertamina untuk duduk dalam Tim Kerja Bersama Blok Eastkal Attaka,” kata Wahdiyat.
Dikatakan Wahdiyat, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun telah setuju keikutsertaan pemerintah daerah PPU dalam mengelola dengan cara B to B bersama pihak PT Pertamina Persero. Demikian halnya dengan Komisi VII DPR RI pun sudah mendukung dan setuju.
“Menteri ESDM dan Komisi VII DPR RI telah setuju dengan cara B to B Perusda Benuo Taka (49%) dengan Pertamina Hulu Indonesia (PHI) (51%). Kami sudah melakukan FGD dengan PHI tanggal 16 Juli 2018 di Balikpapan,” lanjutnya.
Jadi, menurutnya, pihaknya hanya menunggu PHI saja dan persetujuan PT Pertamina (Persero) secara holding memutuskan pembagian saham 49% ini. “Jika Pertamina mengabaikan ini, maka PPU bersama Provinsi Kalimantan Timur bisa menggugat PT Pertamina dan meminta langsung ke Jokowi agar B to B ini jangan dihalangi Pertamina sebab Pertamina juga sama seperti Perusda sebagai penggarap saja,” tambahnya.
Wahdiyat menambahkan Perusda Benuo Taka telah menyiapkan modal dana funding sekitar 100 juta USD atau Rp1,5 triliun untuk pembiayaan (saham 49 persen) bersama pihak PT Pertamina Persero.
Sebelumnya Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud akan memperjuangkan agar pemerintah daerah bisa mendapatkan hak pengelolaan 49 persen dari Blok East Kalimantan yang telah diserahkan kepada PT Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Kaltim.
Ia juga menambahkan pemerintah daerah akan menyiapkan dana sebesar 100 juta dolar atau Rp1,5 triliun untuk keikutsertaan dalam pengelolahan tersebut. Bahkan dirinya mengundang sejumlah investor agar ingin ambil bagian dalam hak pengelolaan.
“Kita harus mengambil keputusan besar. Kita tidak boleh takut karena tidak kebagian apa-apa. Modal USD 100 juta tidak terlalu sulit. Semoga Allah melancarkan urusan ini agar ada penambahan PAD kita ke depan,” pungkasnya. (hr)
Discussion about this post