KALAMANTHANA, Sukabumi – Polisi membongkar jaringan bisnis esek-esek lewat media daring ‘Sukabumi Asyik’. Sejumlah 10 perempuan yang diduga sebagai pemuas syahwat diamankan, termasuk seorang yang sedang hamil lima bulan.
Ke-10 perempuan tersebut, hingga saat ini, masih berstatus sebagai saksi. Polisi belum menetapkan apakah ada di antara mereka yang jadi tersangka atau malah jadi korban.
Yang jelas, usia mereka relatif beragam. Ada yang berusia 17 tahun, ada pula yang 28 tahun. Dua di antaranya malah masih di bawah umur.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Susatyo Purnomo membenarkan adanya saksi yang berusia di bawah umur dan sedang hamil lima bulan. “Karena usianya itu, pemeriksaan mereka kami bedakan dengan yang lain,” sebut Susatyo.
Para saksi yang diduga bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) ini, menurut Susatyo, dikendalikan seorang papi. Mereka “dijual” dengan menggunakan akun media sosial Twitter bertajuk ‘Sukabumi Asyik’.
Setiap transaksi esek-esek itu berlangsung di kamar kost yang disewa WS, sang papi. Dari transaksi itu, papi mendapat bagian. Istilahnya, uang admin.
Seorang PSK mengaku bisa menggaet sampai lima pelanggan dalam seharinya. Selain sebagai PSK, sebagian juga berperan sebagai pemandu lagu (PL). Tapi, ujung-ujungnya tetap mengarahkan penikmat karaoke di Sukabumi untuk melakukan transaksi seksual.
Menurut pengakuan mereka, sebagai PL mereka memiliki tarif Rp100 ribu perjam. Sedangkan untuk tarif esek-esek, mereka dibanderol Rp500 ribu.
Mayoritas para tamu diperoleh lewat transaksi online menggunakan jasa akun yang dibuat papi. “Omzet mereka menggiurkan. Satu tamu untuk jasa seksual, mereka memberikan tarif Rp500 ribu. Sehari bisa dapat lima tamu. Sementara untuk hari libur atau akhir pekan bisa sepuluh sampai 15 tamu,” kata Susatyo.
Dari jumlah Rp 500 ribu tersebut dipotong Rp 100 ribu untuk uang admin ‘Sukabumi Asyik’ dan ongkos sewa kamar indekos milik Papi. Di akun Twitter ‘Sukabumi Asyik’ itu, foto-foto vulgar perempuan itu dipasang untuk memancing calon pelanggan.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Budi Nuryanto menduga pemasangan foto vulgar itu tanpa sepengetahuan para wanita itu. “Mereka kaget kok fotonya tiba-tiba di dalam akun tersebut,” katanya. (ik)
Discussion about this post