KALAMANTHANA, Penajam – Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Abdul Gafur Mas’ud mengaku sudah mengubungi PT Pertamina terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram. Dalam waktu dekat, Pertamina berjanji akan menambah kuotanya.
Pernyataan itu dikemukakan AGM kepada KALAMANTHANA, Rabu (21/11/2018) menyusul sulitnya warga mendapatkan si melon. Kondisi ini telah terjadi dalam beberapa pekan ini.
“Saya sudah menelepon GM PT Pertamina Persero, Pak Boy, yang menangani gas jam 16.00 WIB sore tadi. Kebetulan dia ke Jakarta. Begitu mendarat, langsung angkat telepon saya, menanyakan elpiji 3 kg. Insya Allah dalam waktu dekat akan ditambah kuotanya,” ujar AGM.
Harapan AGM ke depannya, dengan ditambahnya kuota elpiji 3 kilogram ke Kabupaten PPU, akan ada solusi sehingga gas subsidi itu tidak langka lagi. “Semoga ada solusinya agar tidak langka lagi di Kabupaten PPU,” tuturnya.
Sebelumnya, kelangkaan elpiji 3 kilogram membuat warga PPU, terutama pelaku UMKM di sektor kuliner, berkeluh kesah. “Sudah beberapa hari kami kesulitan mendapatkan elpiji tiga kilogram. Heran juga, kemana perginya,” ujar salah seorang di antaranya kepada KALAMANTHANA di Penajam, Rabu (21/11/2018).
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara bukan tutup mata dengan kelangkaan tersebut. Mereka berjanji segera memanggil pihak-pihak terkait distribusi si melon, mulai dari dinas terkait, agen, hingga pangkalan.
“Kami akan meminta keterangan dari dinas terkait serta agen dan pangkalan menyangkut terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran,” tegas Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembagunan Setkab PPU, Ahmad Usman di Penajam seperti dilansir Antara.
Dia menyebutkan akan mengidentifikasi persoalan terlebih dulu. Yang hendak mereka lakukan adalah menemukan pemicu terjadinya kelangkaan elpiji bersubsidi itu.
Ahmad Usman menyebutkan tak ada pengurangan kuota elpiji tabung ukuran tiga kilogram untuk PPU dari Pertamina. “Harusnya persediaan elpiji bersubsidi di wilayah Penajam Paser Utara tetap stabil dan normal,” jelasnya.
Namun, fakta di lapangan beberapa pekan terakhir elpiji tiga kilogram seakan mengilang dari pasaran. Bahkan, di sejumlah wilayah di PPU harga tabung gas melon harganya melambung cukup tinggi, mencapai Rp40.000 per tabung.
Angka tersebut dua kali lipat dari harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan pemerintah. HET itu bervariasi berdasarkan wilayah distribusi, dari Rp18 ribu hingga Rp22 ribu pertabung. (hr/myu)
Discussion about this post