KALAMANTHANA, Penajam – Seorang pelaku UMKM di sektor kuliner berkeluh kesah. Makin sulit saja dia mendapatkan elpiji tiga kilogram alias si melon. Kemana larinya tabung-tabung gas mungil itu?
“Sudah beberapa hari kami kesulitan mendapatkan elpiji tiga kilogram. Heran juga, kemana perginya,” ujar salah seorang di antaranya kepada KALAMANTHANA di Penajam, Rabu (21/11/2018).
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara bukan tutup mata dengan kelangkaan tersebut. Mereka berjanji segera memanggil pihak-pihak terkait distribusi si melon, mulai dari dinas terkait, agen, hingga pangkalan.
“Kami akan meminta keterangan dari dinas terkait serta agen dan pangkalan menyangkut terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran,” tegas Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembagunan Setkab PPU, Ahmad Usman di Penajam seperti dilansir Antara.
Dia menyebutkan akan mengidentifikasi persoalan terlebih dulu. Yang hendak mereka lakukan adalah menemukan pemicu terjadinya kelangkaan elpiji bersubsidi itu.
Ahmad Usman menyebutkan tak ada pengurangan kuota elpiji tabung ukuran tiga kilogram untuk PPU dari Pertamina. “Harusnya persediaan elpiji bersubsidi di wilayah Penajam Paser Utara tetap stabil dan normal,” jelasnya.
Namun, fakta di lapangan beberapa pekan terakhir elpiji tiga kilogram seakan mengilang dari pasaran. Bahkan, di sejumlah wilayah di PPU harga tabung gas melon harganya melambung cukup tinggi, mencapai Rp40.000 per tabung.
Angka tersebut dua kali lipat dari harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan pemerintah. HET itu bervariasi berdasarkan wilayah distribusi, dari Rp18 ribu hingga Rp22 ribu pertabung. (myu)
Discussion about this post