KALAMANTHANA, Muara Teweh – Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1440 Hijriah diwarnai tradisi Ba’ayun (Batuyang) anak massal yang dilaksanakan di Muara Teweh, kemarin (20/11). Kegitan ini diinisiasi Panitia Hari Besar Islam (PHBI) dan Tamir Masjid Jami.
Bupati Barito Utara Nadalsyah menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini, sebagai wujud kecintaan kepada Rasulullah SAW, sekaligus meneladani sifat dan perilaku Nabi akhir jaman. Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW memiliki hakikat sangat dalam, sehingga setiap tanggal 12 Rabiul Awal umat muslim memiliki tradisi unik dan khusus untuk meyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. “Kehadiran Rasulullah SAW di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak umat manusia agar bertaqwa kepada Allah SWT, berlaku baik terhadap sesama, dan juga kepada mahluk ciptaan-Nya,” ujar Nadalsyah.
Salah satu tradisi yang dilaksanakan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yakni Baayun (Batuyang). Tradisi Baayun Maulud ini merupakan tradisi unik bagi masyarakat suku Banjar di Kalimantan sebagai bagian dari rangkaian upacara daur hidup yang meliputi kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak menjelang dewasa, perkawinan, dan kematian.
Tradisi Baayun sudah ada sebelum penyebaran Islam di tanah Banjar. Ini merupakan daur hidup masa kanak-kanak, saat si anak berusia 0-5 tahun atau masih balita. Upacara Baayun merupakan asimilasi antara budaya urang Banjar yang didasarkan pada ajaran Keharingan dan agama Islam, kini digelar setiap kali peringatan Maulid Nabi.(mel)
Discussion about this post