KALAMANTHANA, Palangka Raya – Warga Jalan Mendawai Kota Palangka Raya, Sabtu, (24/11/2018) kembali mendapat sosialisasi pencegahan demam berdarah. Kali ini, diinisiasi oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palangka Raya menggandeng Organisasi Profesi Bidang Kesehatan, untuk bersama-sama memberikan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan demam berdarah.
Salah satu alasan di daerah itu, dilakukan sosialisasi lagi, karena ternyata jumlah penderita penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aides aygepti ini, dalam tiga bulan terakhir meningkat signifikan di Kota Palangka Raya, kebanyakan berasal dari warga Mendawai.
Ketua IDI Kota Palangka Raya dr Tagor Sibarani di sela-sela sosialisasi mengakui penyebab banyaknya penderita demam berdarah dari warga Mendawai lantaran di sekitar lingkungan masih banyak genangan air dan sampah tempat penampungan.
“Di lingkungan ini, masih ada genangan air yang ada sampah tempat penampungan air. Tempat ini untuk berkembangbiak telurnya, karena nyamuk aides aygepti bisa bertahan 2-3 bulan dan sehari bisa menggigit 5-9 gigitan. Jadi penularannya sangat besar. Nyamuk dewasa bisa bertelur 100-200, telurnya bisa bertahan sampai 6 bulan,”kata Tagor.
Untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk demam berdarah, masyarakat harus rutin menguras tempat penampungan air, menutup rapat, hingga mengubur barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Kemudian mencegah pekembangan larva dengan menggunakan abate dan mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk dan memakai kelambu waktu tidur.
Sementara itu Wakil Direktur Kependidikan dan Kemitraan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, dr Theodorus Sapta Admadja mengimbau masyarakat yang tidak mampu ataupun tidak memiliki BPJS Kesehatan, tidak usah takut untuk datang ke RS, karena tetap akan dilayani dan jika dirawat inap di kelas III tidak dipungut bayaran alias gratis.
Apalagi beberapa waktu lalu, tegasnya, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran sudah menekankan agar RS pemerintah tidak boleh menolak pasien.
Pasalnya yang dikhawatirkannya, jika pasien datang sudah dalam keadaan dengue shock sindrom, dengan tanda-tanda nadi dan tensi tidak bisa teraba lagi, badan keringat dingin, demam sudah memasuki hari ke-4 dan ke-5 serta kesadaran mulai menurun.
Namun hingga saat ini RS Doris, masih mampu menampung pasien demam berdarah. Dengan jumlah tempat tidur 357. Apabila terjadi over load, ada bed tambahan yang nantinya ditempatkan di selasar RS. Begitu juga dengan stok obat, juga masih aman. (tva)
Discussion about this post