KALAMANTHANA, Sampit – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Sarjono, berharap seluruh sekolah bisa mempertahakan dan mengembangkan seni bela diri kuntau Dayak.
Kuntau Dayak adalah salah satu seni masyarakat setempat di bidang bela diri sehingga wajib dipertahankan sampai ke anak-cucu dan tidak hilang ditelan waktu.
“Saya harap sekolah-sekolah di Kotawaringin Timur supaya memperhatikan seni bela diri serta budaya di Kotawaringin Timur ini supaya tidak hilang terkikis oleh zaman,” ujar Sarjono di Sampit, Kamis (29/11/2018).
Sarjono juga mengatakan mungkin banyak orang yang tidak mengetahui apakah ada pencak silat Dayak. Padahal ada beberapa cabang ilmu bela diri di dalam keseharian budaya Dayak, di antaranya adalah bangkui, sanganan, pancar, kinyah, kuntau, tuya, cabang, sabilullah, batawi liar dan masih banyak lainnya.
“Salah satu upaya kita supaya seni bela diri kita suku Dayak ini tidak hilang ialah Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur melalui sekolah-sekolah harus mengembangkan bela diri tersebut dengan mengajari mereka di luar jam sekolah,” kata Sarjono.
Menurutnya, pada zaman dulu setiap pemuda suku Dayak Ngaju wajib menguasai ilmu beladiri sebagai bekal untuk merantau. Pertahanan diri jika diserang, pergi berperang atau mengayau. Bela diri tersebut diwariskan secara turun temurun, baik secara garis keluarga ataupun belajar dari guru bela diri.
Tetapi di zaman sekarang banyak generasi muda Dayak Ngaju yang meninggalkan tradisi bela diri ini, bahkan sudah tidak mengenal apa itu kuntau bangkui. Hanya sebagian kecil yang masih mempertahankan tradisi ini sebagai bekal untuk perlindungan diri.
“Saya harap hal ini bisa jadi perhatian juga dari pemerintah daerah terutama Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur supaya mengembangkan bela diri ini melalui sekolah-sekolah agar genarasi muda nanti tidak melupakannya,” tutur Sarjono. (zig)
Discussion about this post