KALAMANTHANA, Muara Teweh – Jaraknya hanya beberapa kilometer dari ibukota kabupaten, tetapi kondisi infrastruktur di Desa Pendreh, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Baritto Utara, Kalimantan Tengah, jauh tertinggal dari desa-desa lainnya di sekitarnya. Sarana umum jalan dan jembatan, termasuk sekitar permukiman penduduk longsor.
Entah apa yang salah dari desa ini, sehingga selalu tertinggal, kini sebuah jembatan dan satu titik jalan longsor di ruas Jalan Muara Teweh-Lemo. Warga beberapa kali meminta perbaikan, tetapi belum ada respon. “Setiap hari saya lewat di jalan dan jembatan tersebut. Ditunggu realisasi perbaikan,” ujar seorang guru bernama Haryadi dalam laman fb.
Warga lainnya, Chika Moetz, mengutarakan, kondisi infrastruktur yang terdapat di Desa Pendreh sangat memprihatinkan, padahal jarak desa tersebut ke ibukota kabupaten sangat dekat. Kondisi ini sudah berlangsung lama, sehingga memerlukan aksi nyata dan segera dari Pemkab Barut. “Dekat kota jalannya hancur,” ucap Chika.
Anggota DPRD Barut dari Fraksi PDI Perjuangan, Denny Hermanto Sumarna, membenarkan dari hasil reses ke Kecamatan Teweh Tengah, di Desa Pendreh memerlukan anggaran untuk cor rigit jalan longsor, perbaikan jalan rusak, dana UPR untuk jembatan kayu besi berusia tua, serta penanganan longsor di permukiman warga padat penduduk, bagian hilir Desa Pendreh.
“Warga mengharapkan perbaikan jembatan secepatnya, karena bentang jembatan tidak terlalu panjang. Sedangkan kerusakan jalan di Simpang JT dapat diakomodir dalam APBD 2019, karena kondisi jalan sangat licin dan rusak saat hujan, palagi di situ ada lintasan tambang batubara,” kata pria yang sering dipanggil Liping, Rabu (5/12/2018).(mel)
Discussion about this post