KALAMANTHANA, Samarinda – Tercerabut dari proyek strategis nasional (PSN) pemerintahan Joko Widodo tak membuat masyarakat Kalimantan Timur patah arang untuk memiliki jalur kereta api. Rencana pembangunan tetap dilanjutkan di era kepemimpinan Gubernur Isran Noor.
Isran Noor bahkan menegaskan akan tetap melanjutkan pembangunan Kereta Api Borneo yang tertunda meski sudah dilakukan groundbreaking oleh Presiden Jokowi pada 2015 lalu.
Gubernur Isran Noor mengaku dirinya sudah bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva di Bali. Di sana, mereka membahas kembali kerja sama yang sempat terbangun antara Pemprov Kalimantan Timur dan perusahaan kereta api dari Rusia.
“Tahun 2018 ini praktis proyek tersebut tidak ada kegiatan. Saya minta keputusan segera. Paling tidak, harus ada keputusan di bulan Februari 2019. Kalau tidak, saya putus dan cari investor lain,” ujar Isran Noor di Samarinda seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Warga Kaltim Gigit Jari, Jokowi Batalkan Proyek Kereta Api Borneo
Menurut Isran Noor, nilai investasi untuk proyek ini sekitar Rp 70 triliun. “Kami hanya tinggal menunggu keseriusannya, dan mudah- mudahan cepat terwujud,” kata Isran.
Proyek ini sebenarnya masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Itu sebabnya, Presiden Jokowi meletakkan batu pertamanya pada 2015 lalu.
Tapi, terhitung April 2018 lalu, pemerintah pusat mencabut proyek yang menghubungkan masyarakat Kalimantan Timur, khususnya di Penajam Paser Utara, Kutai Barat, Kutai Timur, dan Kutai Kartanegara ini, dari daftar PSN.
Proyek Kereta Api Borneo itu termasuk satu di antara 14 proyek yang tercoret dari daftar PSN. Adapun total 14 proyek yang dicoret itu, semestinya menelan dana Rp246 triliun.
Baca Juga: Tumpang Tindih Pembebasan Lahan Rintangi Kereta Api Borneo
“Dari hitung-hitungan itu, di kuartal I 2018 ini, didrop 14 proyek, nilainya Rp264 triliun,” ujar Menteri Koordinator Pereknomian, Darmin Nasution saat mengumumkan pencoretan 1 proyek itu dari PSN.
Selain Kereta Api Borneo, proyek lain yang tercoret antara lain proyek kereta api Jambi-Palembang, proyek sistem penyediaan air minum regional di Sumatera Utara, kemudian Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara, lalu Kawasan Ekonomi Khusus Merauke.
Alasan pemerintah mengeluarkan 14 proyek dari daftar PSN karena seluruh proyek tersebut memang belum bisa direalisasikan.
“Perkembangannya berarti hampir tidak ada, itu bisa ada konstruksi nggak paling lambat Kuartal 3 2019, kalau menterinya bilang susah deh, sederhana sekali dan menurut kami cukup masuk akal karena ya pemerintahan silakan nanti pemerintahan berikutnya yang mengevaluasi lagi, yang sekarang ya sampai dengan ujung dari pemerintahan ini ya,” tutup dia.
Proyek kereta api di Kalimantan itu akan digarap oleh PT Kereta Api Borneo (KAB), anak usaha Russia Railways, sebuah perusahaan dari Rusia. KAB siap mengucurkan dana hingga US$2 miliar untuk pembangunan kereta api di Kalimantan Timur.
KAB akan menggarap Jalur Utara sepanjang 270 km yang membentang dari Tabang, Kutai Kertanegara menuju Melak, Kutai Barat. KAB juga akan membangun rel sepanjang 305 km dari Penajam hingga Kutai Barat atau Jalur Selatan. (ik)
Discussion about this post