KALAMANTHANA, Muara Teweh – Anggota DPRD Kabupaten Barito Utara dari Fraksi Gerakan Keadilan Karya Bangsa, Pujiono AK, memperingatkan seluruh pemangku kepentingan, agar fungsi water front city (WFC) sebagai ikon dan halaman depan kota dijaga, bukan justru berubah menjadi markas besar bagi para penjaja cinta sesaat liar.
Pujiono mengatakan hal ini, sewaktu rapat dengar pendapat (RDP) antara gabungan komisi DPRD Barut dengan mitra pemerintah, yakni Asisten Pemerintahan dan Kesra, Dinas Sosial PMD, Badan Kesbangpol, Satpol PP dan Damkar, Camat Teweh Tengah, dan Lurah Melayu.
“Saya dapat informasi, WFC seolah-olah berubah menjadi mabesnya para PSK liar. Hal ini jangan dibiarkan berlarut-larut. Saya ingin Satpol PP merazia mereka yang berkeliaran di sana, sehingga fungsi WFC kembali sesuai tujuan semula,” ujarnya di Muara Teweh, Senin (21/1/2019).
Apalagi, sambung Pujiono, pemerintah akan segera menutup lokalisasi Merong tahun 2019. Penutupan lokalisasi mesti diantisipasi secara tepat, supaya praktek prostitusi tidak marak di tempat lain, termasuk WFC. Operasi penertiban penyakit masyarakat juga harus berjalan seiring rencana tersebut.
Legislator asal PKB, Purman Jaya, berpendapat senada bahwa WFC pelan-pelan ditertibkan. Suasana gelap di tempat itu diubah menjadi terang-benderang, sehingga membuat risi para penjaja cinta sesaat liar. “Buat tempat itu nyaman dan terang, supaya bebas dari prostitusi liar,” sebutnya.
Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Barut, Aprin Siaga, menegaskan instansinya selalu siap menegakkan perda, termasuk merazia para penjaja cinta sesaat di WFC. “Tetapi kami belum punya mobil patroli. Mohon dukungan untuk kelancaran tugas Satpol PP,” ucap dia.(mel)
Discussion about this post