KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sedikitnya 78 orang wanita penghibur di lokalisasi Merong di Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah, sudah pulang ke kampung halamannya masing-masing. Siapa saja mereka?
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial PMD Kabupaten Barito Utara, Eveready Noor menyebutkan mereka pulang dengan dua gelombang. Ada yang pulang dengan kemauan sendiri
Tercatat 20 orang sudah pulang sendiri pada gelombang pertama disusul 58 orang pada gelombang kedua. Kini, penghuni salah satu lokalisasi terkenal di wilayah Kalimantan Tengah itu tersisa 39 orang.
Mereka yang pulang sendiri pada gelombang pertama, sambung Eveready, sembilan asal Jawa Barat, 10 asal Jawa Timur, dan satu asal Jawa Tengah.
Sedangkan yang pulang sendiri pada gelombang kedua, 32 orang asal Jawa Barat, 16 asal Jawa Timur, dua asal Jawa Tengah, dua asal Kalimantan Tengah, dua asal Kalimantan Selatan, satu asal Riau, satu asal DKI Jaya, satu asal Sulawesi, dan satu tanpa keterangan.
“Mereka pulang dengan biaya sendiri,” sebut Eveready pada rapat penutupan lokalisasi prostitusi Lembah Durian, Kamis (7/2/2019) di Muara Teweh.
Rapat yang juga dihadiri Wakil Bupati Barut Sugianto Panala Putra, Forkopimda, pejabat Dinas Sosial PMD Kalteng serta pejabat terkait di Barut, menyimpulkan beberapa poin. Di antaranya penutupan Lembah Durian direncanakan Juni 2019, para pemilik wisma mengusulkan penutupan pada Oktober 2019, melakukan verfikasi/validasi data bekas PSK, dan kepastian penutupan menunggu Keputusan Kemensos RI.
Pejabat Mewakili Kepala Dinas Sosial PMD Kalteng, Yogi Sandra, mengatakan progres penutupan lokalisasi di Barut berjalan baik. Tinggal tiga tahapan lagi yang harus dijalankan. Pertama, verifikasi. Kedua, pemulangan dengan uang saku per orang Rp5,5 juta. Ketiga, deklarasi penutupan.(mel)
Discussion about this post