KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Camat Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Budi Kurniawan, telah melaporkan aksi premanisme yang dialaminya kepada pihak Polsek Selat, Kecamatan Selat, Selasa (12/2/2019).
Menurut Budi ulah para preman kampung tersebut juga sudah sangat meresahkan warga, namun warga takut tidak berani melaporkan. Selaku kepala wilayah tugas utama Budi bersama tripika adalah menjamin keamanan, ketertiban dan kemanyamanan warga masyarakat.
“Makanya dengan kejadian ini baru terungkap apa yang dirasakan masyarakat, Negara harus hadir untuk menjamin itu,” kata Budi Kurniawan usai melapor ke Polsek Selat.
Kapolres Kapuas AKBP Tejo Yuantoro SIK melalui Kapolsek Selat AKP Johati Fitri Casdy ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan telah menerima laporan dari Camat Bataguh terkait aksi premanisme.
“Ya, tadi laporannya sudah kita terima, ini kita tindaklanjuti dan proses sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” katanya.
Budi menjadi korban aksi premanisme saat dirinya pulang usai melayat warganya yang menjadi korban tenggelam di Desa Terusan Raya menggunakan speedboad dinas. Kejadian tersebut terjadi pada, Senin (11/2/2019) di Desa Sei Lunuk, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas.
Camat Bataguh ini mengungkapkan, saat melayat dia bersama dengan motorisnya. Namun saat pulang menuju kantor kecamatan ia hanya sendirian lantaran motoris kembali untuk menyimpan speed dinasnya.
“Kemarin kan saya melayat warga korban tenggelam di Terusan Raya menggunakan speed dinas. Kemudian sekitar pukul 13.30 siang balik ke kantor. Karena kami berdua sama motoris, maka motoris balik untuk menyimpan speednya dan saya berjalan sendirian,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Mapolsek Selat, Selasa (12/2/2019).
Lanjut Budi, ketika berjalan itu ia melihat ada 5 sampai 6 orang diduga preman sedang nongkrong, yang kemudian meneriakinya dengab nada tinggi dan kasar. “Disaat berjalan itu, saya diteriaki sekitar 5 sampai 6 orang kemungkinan preman,” ujarnya.
“Mereka teriak ‘apa kamu lihat-lihat’ dengan gaya sok jagoan. Teriakan pertama tak saya jawab, saya diam. Kemudian teriakan kedua dengan kalimat sama namun nada lebih tinggi, karena saya merasa aparatur pemerintah dan menjaga wibawa aparatur pemerintah akhirnya saja jawab ‘kenapa’,” terang Budi.
Disaat itu, satu orang dari mereka berlari mendatangi Budi dan langsung memukulnya ke arah bagian muka, namun berhasil ditangkis Budi dengan tangan sehingga mengenai tangan bagian kanannya. Meski sempat menangkis, Budi tergelincir sehingga telapak tangan bagian kirinya kena batu dan megalami luka lecet.
“Melihat kejadian itu, dua temannya mau menyerang saya, namun karena ada warga di sekitar akhirnya kejadian ini pun dilerai dan mereka (pelaku) meninggalkan lokasi,” terang Budi Kurniawan. (is)
Discussion about this post