KALAMANTHANA, Muara Teweh – Diberi makan atau tidak oleh pemerintah, ratusan karyawan PT Berjaya Agro Kalimantan (BAK) bersama istri dan anak-anak, di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, memilih tetap bertahan di parkiran DPRD setempat.
Parkiran DPRD Barut seakan menjadi saksi bisu ketidakpedulian manajemen PT BAK terhadap 433 karyawan. Ini kedua kalinya mereka terpaksa menginap di gedung wakil rakyat, karena gaji Oktober, November, Desember, dan THR natal 2018 tidak dibayarkan. Mereka datang ke Muara Teweh, karena ingin mendengar langsung hasil RDP tentang PT BAK. Ternyata hasilnya sangat mengecewakan.
Karyawan bernama Sumiati (40), mengatakan kehadiran mereka di gedung DPRD untuk memperjuangkan nasibnya, yakni meminta kepastian perusahaan segera membayar gaji tiga bulan dan THR. “Kami percaya DPRD akan membantu kami untuk menemukan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi,” ujarnya Selasa (19/2/2019) sore.
Menurut Sumiati, para karyawan memillih terus bertahan di gedung DPRD sampai ada titik terang pembayaran gaji dan THR. Hal ini terpaksa meraka lakukan, karena bila pulang ke rumah, tak ada lagi bahan makanan yang tersedia. Keuangan pun kian menipis dan hutang makin membengkak.
Karyawan lainnya, Dewi (45), mengaku sulit untuk kembali ke kamp dan bekerja, lantaran tak ada warung yang sudi memberikan hutangan kepada para karyawan. “Kami mau makan apa di sana. Uang untuk beli sembako tidak ada, warung tak mau memberri bon, dan anak-anak tidak sekolah, karena tidak ada biaya,” katanya.
Dewi menambahkan, sejak Senin (18/2) malam sekitar 400 orang karyawan beserta keluarga tidur di parkiran DPRD dan arena mini Tiara Batara. Mereka mendapatkan supai makanan dan minuman bantuan Pemkab Barut. “Diberi makan atau tidak oleh pemkab, kami terus menunggu di sini titik terang pembayaran gaji dan THR,” ucap dia.(mel)
Discussion about this post