KALAMANTHANA, Jakarta – Awalnya, tersiar kabar politisi Partai Demokrat, Andi Arief, bersama seorang wanita cantik di kamar Hotel Peninsula di Jakarta. Tapi, polisi dalam keterangan resminya membantah ada wanita. Indonesia Police Watch pun minta polisi transparan.
Dalam beberapa foto yang beredar tak lama setelah penangkapan, terlihat salah satu foto yang menunjukkan adanya tas perempuan berwarna hitam. Tas tersebut tergeletak di atas meja di sudut ranjang kamar hotel.
Sejumlah nama pun disebut-sebut, mulai dari artis berinisial CJ hingga seorang politisi cantik dari Partai Nasdem. Tapi, baik CJ maupun sang politisi, membantah gosip tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal dalam konferensi pers mengatakan Andi Arief hanya sendirian saat dilakukan penggerebekan. “Di TKP satu diamankan. Iya, satu, Saudara AA. Tadi kan sudah saya dahului, bahwa jangan juga percaya kepada informasi yang berseliweran,” kata Iqbal di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (4/3).
Indonesia Police Watch (IPW) pun meminta pihak Kepolisian untuk menjelaskan secara transparan tentang wanita cantik yang diduga bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief saat ditangkap mengunakan narkoba di kamar Hotel Peninsula, Jakarta Barat, pada Minggu (3/3) malam.
“Sehingga bisa terungkap secara transparan, apa sesungguhnya peran wanita itu, apakah sebagai pemasok narkoba atau sekadar teman kencan,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Dia mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat informasi, saat ditangkap Andi Arif bersama wanita muda cantik berkulit putih, yang menggunakan tanktop merah muda, bercelana jeans dan sepatu warna perak serta berjam tangan kulit cokelat. Selain wanita itu, lanjutnya, polisi juga menemukan tas perempuan warna hitam di sudut kamar hotel, yang diduga milik wanita yang bersama Andi Arif.
Namun, dalam penjelasan resmi yang dilakukan Polri tidak menyebut keberadaan wanita tersebut, sehingga muncul opini di masyarakat bahwa dalam menggunakan narkoba di kamar hotel itu, Andi Arief hanya seorang diri, padahal sesungguhnya ada orang lain, yakni seorang wanita cantik.
IPW berharap dalam menangani kasus narkoba Polri harus bersikap transparan dan tidak melindungi pihak pihak tertentu. Jika polisi tidak bersikap transparan, apalagi bersikap diskriminatif, kondisi Indonesia yang sudah Darurat Narkoba saat ini akan semakin parah. Jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini karena pemberantasan narkoba perlu keputusan politik yang solid agar para bandar narkoba internasional tidak terus menerus mempecundangi bangsa ini.
Pane menilai keberadaan wanita bersama Andi Arief itu menjadi penting dan perlu diungkap polisi secara transparan sehingga bisa diketahui apa sesungguhnya peran wanita itu.
Bukan mustahil Andi Arief sebagai politisi yang selama ini kritis dan berseberangan dengan penguasa itu dijebak pihak tertentu agar tidak bersuara lagi menjelang Pilpres 2019.
“Jika itu yang terjadi, tentu patut dipertanyakan, siapa wanita itu atau justru politisi Demokrat ini sesungguhnya pemakai berat narkoba dan sudah menjadi budak narkoba yang sudah masuk dalam radar kepolisian,” kata Pane.
Terlepas dari semua itu, katanya, partai partai politik di negeri ini sudah patut waspada menghadapi serangan para bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya.
“Di sisi lain, jajaran kepolisian jangan pernah takut untuk memberantas narkoba, meskipun melibatkan elit partai maupun elit politik,” harapnya. (ik)
Discussion about this post