KALAMANTHANA, Penajam – Meteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI Siti Nurbaya diwakili Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup dan Sekretaris Disain dan Kemitraan Lingkungan, Bambang Suprianto mengaku sangat bangga kerena baru kali ini seluruh kelompok tani berkumpul dalam sebuah wadah Forum Rembuk Tani se Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (5/3/2019).
Hal ini diungkap Bambang Suprianto pada pertemuan Forum Rembuk Tani se PPU di hadiri Wakil Bupati PPU Hamdam, Perwakilan Polda Kaltim, Dandim 0913 PPU, Kajari, Ketua Pengadilan, Ketua DPRD dan Anggota, Perwakilan Kapolres, Sekretaris Daerah dan sejumlah Pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah PPU, tokoh masyarakat serta Undangan.
“Hal ini merupakan sesuatu yang sungguh luar biasa Kementerian LHK Memilki program kehutanan Sosial dan sejumlah program di lingkup Kementerian LKH, yang merupakan gabungan antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jadi ini merupakan kementerian yang luar biasa besarnya, karena mengurusi lingkungan hidupa dan kehutanan yang juga masalahnya yang sangat besar, tetapi dengan adanya kerjasama dan koordinasi dengan beberapa pihak Pemerintah daerah, unsur TNI, unsur Kepolisian, masyarakat, swasta dan lain sebagainya,” urai Bambang Suprianto.
Ternyata lanjut dia jika dilihat pada lima tahun terakhir kebakaran hutan dan lahan saat ini mengalami penurunan yang sangat drastis, pada 2015 dan 2016 terjadi kebakaran hutan yang sangat luar biasa di Indonesia, hampir 2 juta hektare yang terbakar, tetapi tahun 2017 sampai dengan tahun 2018, 90 persen turun, tidak lagi terjadi kebakaran hutan seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya, ini adalah hasil kerja sama yang luar biasa.
“Oleh karena itu Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan apresiasi kepada jajaran TNI dan Polri, Manggala Atni, Pemerintah Daerah, Para Penyuluh, para Pendamping, LSM, dan Media massa yang sudah memberikan kontribusi yang besar sekali dalam rangka untuk penurunkan angka bencana alam berupa kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.
“Saya yakin apabila kerja sama ini terus ditingkatkan maka kebakaran hutan dan lahan tidak akan terjadi lagi, akhir-akhir ini sudah tak pernah lagi terdengar kebakaran hutan di Kalimantan Timur, itu terjadi dulu sekali di Tahun 1990 han, tetapi sejak setelah itu tidak terjadi lagi, saya minta agar kekompakan ini tetap dijaga, sehingga lingkungan hiduop kita, hutan kita yang merupkan tulang punggung buat kehidupan kita tetap terjaga,” tegasnya.
Hal yang kedua pernah terdengar laju kerusakan hutan hampir 2 juta hektare pertahun, diakibatkan oleh adanya degradasi hutan dan lahan, sekarang berkat adanya kordinasi kegiatan penanaman dari berbagai pihak, Alhamdulillah hutan kita dan lahan kita, maka laju depostasinya dan laju degradasinya tidak sampai lagi 500 ribu hektare pertahun, bahkan dibawah itu 420 ribu hektare pertahun, jadi ini merupakan keberhasilan yang luar biasa, sehingga dimata dunia dalam rangka menanggulangi degradasi hutan dan lahan lagi-lagi ini adalah berkat kerjasama dari berbagai pihak.
Perlu diketahui tambahnya bahwa luas hutan di Indonesia seluas 120,7 juta hectare, kurang lebih 67 persen dari luas daratan Indonesia, lebih dari 60 persen itu merupakan kawasan hutan, bisa dibayangkan jika kawasan hutan itu rusak, padahal hutan itu menopang kehidupan, air bisa banyak ketika hutan baik, bahan bangunan akan terpenuhi ketika hutan bagus, plora dan fauna tetap lestari, satwa liar juga akan hidup nyaman ketika hutan masih bagus, bencana alam, banjir dan longsor tidak akan terjadi jika hutan masih bagus.
“Maka dari itu kita harus menjaga hutan kita dengan sebaik-baiknya dan yang paling dekat menjaga hutan siapa, bukan Menteri lingkungan hidup dan kehutanan, yang paling dekat adalah masyarakat yaitu kelompok tani yang paling dekat, oleh kerena itu kami mengapresiasi gagasan suatu forum rembuk tani kolaborasi dengan perhutanan social,” tutupnya. (humas8)
Discussion about this post