KALAMANTHANA, Muara Teweh – Harga elpiji tiga kg di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, makin gila-gilaan. Duit warga desa terus terkuras hanya untuk membeli si ‘melon’, karena harganya di luar ibukota kabupaten mencapai Rp60 ribu.
Beberapa kepala desa mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan, Selasa (3/4/2019). “Harga elpiji tiga kg di Desa Rimba Sari menembus Rp60 ribu. Ini menyebabkan masyarakat kecil kembali berpikir memakai kayu bakar untuk memasak,” ujar Kepala Desa Rimba Sari, Adi.
Kenaikan harga yang sangat signifikan ini mengundang pertanyaan publik, karena lokasi Desa Rimba Sari masih berada dalam kawasan Kecamatan Teweh Tengah, sewilayah dengan ibukota Kabupaten Barut, Muara Teweh. “Saya menduga ini ada permainan, elpiji tiga kg sengaja dibuat langka, supaya harganya melambung tinggi,” tutur dia.
Kepala Desa Jangkang Baru Syaiful, mengungkapkan di desanya harga elpiji tiga kg berkisar Rp50 ribu-Rp55 ribu per tabung. Kondisi ini sudah berjalan cukup lama sehingga menyebabkan kesulitan bagi warga desa yang memiliki penghasilan pas-pasan.
“Selama tujuh tahun terakhir ini, warga desa harus membeli BBM dan elpiji dengan harga yang relatif mahal. Kiranya pihak terkait bisa turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut, karena BBM dan elpiji ada yang disubsidi,” sebutnya.(mel)
Discussion about this post