KALAMANTHANA, Jakarta – Massa demonstran mulai melemparkan bom
molotov ke arah polisi yang berusaha memukul mundur di bawah
“underpass” Pasar Grosir Tanah Abang, Jakarta, Rabu dini hari sekitar
pukul 01.50 WIB.
Massa bertahan di seberang persimpangan dan membalas beberapa
tembakan gas air mata peringatan dari polisi dengan petasan dan beberapa bom
molotov.
Pasukan Brimob perlahan tapi pasti bisa mendorong kerumunan massa yang tadinya berkumpul di depan kantor Kementerian Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional, menjauh hingga persis ke hotel Oria, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Massa memilih tetap bertahan sambil melantunkan shalawat di jalan. Ketika polisi menembakan gas air mata, mereka membalas dengan melemparkan botol bekas minuman.
Sampai saat ini, pukul 02.00 WIB, bunyi letusan senjata gas air mata masih menghiasi langit Jakarta. Bunyi tembakan dar-der-dor dari senjata gas air mata terdengar di kawasan pusat ibu kota itu.
Massa dan polisi masih saling “berhadap-hadapan” hingga Rabu (22/5/2019) dinihari sekitar pukul 01.30 WIB. Beberapa kali terdengar bunyi letusan senjata gas air mata yang dilepaskan polisi untuk membubarkan massa.
Tapi, massa masih mencoba bertahan. Mereka menolak mundur dan bahkan melawan petugas dengan melepaskan lemparan batu dan benda-benda keras.
Polisi akhirnya bergerak maju dan memukul mundur pengunjuk rasa hingga beberapa ratus meter, menyusul aksi demonstrasi di sekitar Gedung Bawaslu RI, Selasa malam hingga Rabu dini hari.
Polisi menembakkan gas
air mata untuk membubarkan massa yang tidak mau bubar dari ruas Jalan Wahid
Hasyim arah Tanah Abang, Jakarta, pada Rabu dini hari.
Setelah diawali peringatan yang tak diindahkan massa, polisi
mulai mendorong massa ke arah Tanah Abang dan menembakkan gas air mata sekira
pukul 00.39 WIB.
Sebelumnya, kerumunan
massa aksi yang berjumlah ratusan orang masih bertahan di ruas jalan Wahid
Hasyim, di samping Gedung Bawaslu, Jakarta, hingga lewat tengah malam memasuki
hari Rabu.
Selain itu, di ruas jalan Wahid Hasyim sisi lainnya, menuju
arah Gondangdia, massa aksi juga terlihat masih berada di sana.
Petugas kepolisian memblokade ke dua sisi jalan tersebut
untuk mencegah kemungkinan bocornya massa aksi ke dalam area Gedung Bawaslu.
Salah seorang perwakilan dari massa aksi dari sisi ruas jalan
arah Tanah Abang sempat menyepakati untuk membubarkan diri dengan syarat pihak
kepolisian melepaskan salah satu rekannya yang diamankan.
Habib Sayyid Muhammad Fadli yang mewakili massa aksi
bernegosiasi langsung dengan Kapolres Metro Jakpus Kombes Pol Harry Kurniawan
dan menyepakati imbauan untuk membubarkan diri.
“Yang penting warga masyarakat ini mau membubarkan diri
supaya tidak berlarut-larut,” kata Kapolres Jakpus.
Hal itu disepakati Habib Sayyid Muhammad Fadli dengan meminta
salah seorang massa aksi yang sempat diamankan untuk dilepaskan.
Sekira pukul 11.45 WIB Selasa (21/5), polisi melepaskan oknum
yang sempat diamankan tersebut.
Namun, hingga pukul 12.20 WIB Rabu, massa aksi di ruas Jalan
Wahid Hasyim baik dari arah Tanah Abang maupun Gondangdia masih bertahan.
Discussion about this post