KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pemkab Barito Utara sudah mendeadline lokalisasi Lembah Durian atau lebih terkenal Merong di Km 2,5 Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu harus tutup tahun ini juga. Dampak keputusan tersebut, jumlah lelaki hidung belang yang plesiran mencari cinta sesaat makin berkurang.
Seorang penjaja cinta Amel (24) membenarkan, kondisi Merong kian sepi, lantaran para tamu yang datang ke tempat ini berkurang secara drastis.
“Saat normal, kami bisa melayani 4-5 orang tamu dalam sehari. Sekarang paling-paling cuma 1-2 tamu yang datang. Itu pun kebanyakan di akhir pekan,” kata Amel kepada KALAMANTHANA, Jumat (2/8/2019).
Baca Juga: Tak Ada Alasan Lagi, Tahun Ini Juga Lokalisasi Merong Ditutup
PSK penghuni Wisma Aliska ini menambahkan, dia baru tiga bulan lalu kembali ke Merong, setelah cukup lama pulang ke kampung halaman di Jawa Barat. Ternyata kini kondisi Merong sepi, karena jumlah tamu menyusut drastis.
“Kami ikut keputusan pemerintah saja, kalau ditutup, kami harus mencari pekerjaan di tempat lain,” tukas Amel.
Tak hanya wanita penjaja cinta, sepinya Merong juga dirasakan bagi pedagang yang bisa menggantungkan hidupnya dari hingar-bingar Lembah Durian itu. Penghasilan mereka turun drastis.
Baca Juga: Muncikari Pemilik Wanita Semok, Tolong Merong Jangan Tutup Dulu, Masih Banyak Utang
Seorang pemilik warung bernama Sugi menyatakan, jumlah tamu yang terus menyusut di Merong berdampak pula pada penghasilan para pemilik warung.
“Penghasilan per hari dari warung sekitar Rp50 ribu. Waktu tamu dan penghuni wisma masih ramai, sehari kami bisa dapat paling sedikit Rp500 ribu,” tukas lelaki asal Nganjuk ini. (mel)
Discussion about this post