KALAMANTHANA, Muara Teweh – Lokalisasi Merong alias Lembah Durian tidak tiba-tiba sepi begitu saja. Menurunnya jumlah pria hidung belang mengunjungi “surga dunia” itu sudah berlangsung enam bulan terakhir.
Ketua RT 31 Merong, Jiin menyebutkan, Merong sepi sejak enam bulan lalu, saat pemerintah memutuskan semua lokalisasi harus ditutup. Jumlah wisma yang masih beroperasi 15 buah dengan daya tampung sekitar 80 orang pekerja seks komersial (PSK).
“Enam bulan terakhir makin sepi di sini. Rencana awal, penutupan Merong pada Juni lalu, tetapi para penghuni minta waktu sampai akhir tahun ini,” ujar Jiin kepada KALAMANTHANA, Jumat (2/8/2019).
Baca Juga: Amel Merong Sedih, Sehari Kini Hanya Bisa Kebagian 1-2 Hidung Belang
Berdasarkan data yang ada padanya, sambung Jiin, selama dua bulan terakhir, jumlah PSK yang keluar dari Merong puluhan orang, sedangkan pengganti yang datang ke tempat itu sebanyak tujuh orang.
Tujuh orang yang datang itu, sejatinya, juga bukan ‘anak baru’. Mereka sudah pernah melakukan hal serupa di lokalisasi di kota lain. “Anak yang baru datang berasal dari Banjarmasin dan Sampit,” beber dia.
Sebelumnya, salah seorang penghuni Merong, Amel, mengaku tingkat kunjungan pria hidung belang ke lokalisasi itu menurun. Sejak pengumuman rencana penutupan lokalisasi terkenal di Km 2,5 Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu itu, para tamu yang datang turun drastis.
Baca Juga: Muncikari Pemilik Wanita Semok, Tolong Merong Jangan Tutup Dulu, Masih Banyak Utang
“Di saat normal, kami bisa melayani 4-5 orang tamu sehari. Sekarang paling-paling cuma 1-2 tamu yang datang. Itupun kebanyakan di akhir pekan,” sebutnya. (mel)
Discussion about this post