KALAMANTHANA, Penajam – Siang malam tiada henti petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara bersama tim pemadam lainnya berjibaku memadamkan titik api. Kenapa makin banyak titik api sejak kabupaten tersebut ditunjuk jadi ibu kota negara yang baru?
Sabtu (7/9/2019) ini, misalnya, sedikitnya empat kebakaran lahan terjadi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sekretaris Daerah Tohar bahkan dikabarkan ikut memantau dan membantu penanganan karhutla di lokasi Perumahan Korpri di Kelurahan Sungai Paret, Kecamatan Penajam.
Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Penajam Paser Utara, Nurlaila, menyatakan potensi kebakaran lahan cukup tinggi di musim kemarau. “Potensi kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara pada musim kemarau cukup tinggi,” ujar Nurlaila.
Kebakaran lahan yang baru saja terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara terjadi bergantian di empat wilayah berbeda dalam satu hari.
Kebakaran lahan di empat wilayah Kecamatan Penajam tersebut meliputi kawasan RT 01 Kelurahan Kampung Baru, serta areal lahan milik perusahaan daerah di RT 08 Kelurahan Sungai Paret.
Kebakaran lahan yang terjadi bergantian di empat wilayah berbeda secara beruntun dalam satu hari tersebut diduga disebabkan faktor alam.
“Empat titik panas (hotspot) di wilayah itu terpantau atau terdeteksi bergantian, dan diduga peristiwa kebakaran itu dipicu faktor alam,” ucap Nurlaila seperti dilansir Antara.
Hembusan angin yang
cukup kencang jelasnya, membuat kobaran api di lokasi kebakaran lahan tersebut
semakin cepat membesar.
“Empat unit mobil
pemadam kebakaran diturunkan ke masing-masing lokasi kebakaran lahan dan api
baru berhasil dipadamkan sekitar satu setengah jam kemudian,” ujar Nurlaila.
Personel yang terlibat dalam kegiatan pemadaman kebakaran lahan tersebut yakni, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, serta Polres Penajam Paser Utara dibantu masyarakat sekitar.
Masyarakat dan perusahaan diminta ikut menjaga lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran lahan apalagi tanpa pengawasan, sebab dampaknya cukup luas termasuk merusak ekosistem hewan di sekitar.
Setiap perusahaan diminta jangan hanya melindungi wilayahnya saja, tetapi juga harus berpartisipasi membantu melindungi masyarakat sekitar saat terjadi bencana. (ik)
Discussion about this post