KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Sejumlah warga masyarakat Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Dayak Maanyan bersama Borneo Muda, Selasa (1/10/2019) melakukan demonstarsi di Kantor PT Pertamina Pusat dan Komnas HAM Jakarta.
Koordinator Aksi Rudini melalui juru bicara Marinus ketika dihubungi via telpon, mengatakan pihaknya yang beranggotakan sedikitnya 300 orang melakukan demontarasi di kantor PT Pertamina Pusat dengan membawa aspirasi dari masyarakat 10 desa lintan Jalan Pertamia Kabupaten Barito Timur.
Dikatakan dia, tuntun yang disampaikan baik dalam orasi maupun berupa pernyataan sikap meminta Pertama, supaya PT Pertamina (Persero) menghentikan pengambil alihan jalan industry di daerah itu, kedua membatalkan pemberlakukan rental Jalan PT Pertamina melalui PT Patra Jasa dan ketiga meminta PT Pertamian (Persero) membatalkan sertifikat hak pakai jalan umum,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan dia, pihaknya telah diterima oleh Managemen PT Pertamina (Persero) Bidang Informasi dan Data dan pihanya berjanji akan menyampaikan tuntutan tersebut kepada direksi untuk dipelajari sehingga bisa di ambil sikap, dan pada saatnya nanti akan memanggil Bupati untuk menperjelas masalah tersebut, dan semua telah dibuatkan notulen lengkap,” kataya.
Selanjutnya, lanjut Marinus setelah dari PT Pertamian pihakya juga melakukan Aksi di Kantor Komnas HAM Jakarta untuk meminta perlindungan dari hak masyarakat penguna jalan dari Komnas HAM, sehingga hak masyarakat sungguh diperhatikan dan tidak diabaikan,” tegasnya.
Sementara itu dengan digelarnya Demontrasi di Jakarta yang dilakukan oleh sejumlah warga yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Dayak Maanyan yang menolak keberadaan jalan PT Pertamina di Jakarta hari ini mendapat reaksi pro dan kontra bahkan banyak warga, tokoh pemuda, ada dan masyarakat yang tidak sepakat atas aksi tersebut karena membawa nama Dayak Maanyan yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan jalan tersebut, sehingga aksi ini disinyalir di tunggani oleh perusahaan yang memang bermasalah dengan PT Pertamina.
Menyikapi perkembangan pro dan kontra atas aksi yang mengatasnamakan Dayak Ma’anyan itu, Ketua GERDAYAK Kalteng Hari Satriano dalam rilisnya kepada media mengatakan sangat tidak setuju jika da perseteruan antar perusahaan lalu memprovokasi masyarakat Dayak khususnya karyawan yang kebetulan suku maanyan, untuk di jadikan alat oleh perusahaan,” katanya.
Terlepas dari semua itu dirinya menghimbau kepada para pihak yang berseteru untuk menahan diri, sebab persoalan jalan pertamina sudah sejak lama tidak tuntas, sehingga rawan konflik, oleh karena itu mari kita persoalan ini kepad pihak yang berwenang,” katanya.
Dan jika masih saja ada yang memprovokasi masyarakat Dayak Maanyan untuk kepentingan perusahaan atau kepentingan priabadi kami dari GERDAYAK Kalteng akan mengambil sikap, tegas Hari Satriano mantap.(tin)
Discussion about this post