KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Edy Pratowo akan menjadi pembicara di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terkait strategi mengatasi masalah kesehatan terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, Mulyanto Budihardjo mengungkapkan bupati akan menyampaikan paparan di depan tenaga medis.
Di antaranya perhimpunan dokter spesialis paru-paru, perhimpunan dokter mata, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas 11 Maret.
“Bupati akan memberikan paparan bagaimana peranan pemerintah daerah dalam menekan angka kesakitan. Dalam penanganan masalah kesehatan pemerintah derah telah melakukan mitigasi dan kontigensi,” kata Mul, Selasa (1/10).
Ia mengaku, upaya yang dilakukan pemerintah daerah saat prabencana itu yakni dengan melakukan penyediaan masker dan obat yang mencukupu. Selanjutnya penyuluhan kepada masyarakat.
Kegiatan itu akan dilaksanakan di pada 3 Oktober 2019 di swis Bell Hotel Jakarta Selatan. “Ini yang disebut mitigasi atau mengurangi,” lanjutnya.
Dia mengaku, kontingensi juga telah dilakukan pemerintah daerah dengan lakukan simulasi dan itu sudah lakukan. “Bagaimana kalau terjadi potensi itu, kita lakukan langkah antisipasi. Upaya untuk menekan, sudah mulai bergerak sejak pra bencana,” ujarnya.
Karena, lanjut dia, amanat undang-undang kesehatan itu harus lakukan itu prabencana, bukan saat bencana. Menurut dia, jika sudah bencana, tidak bisa apa-apa. Prabencana inilah yang akan dipaparkan bupati.
“Ini yang sudah dilakukan bupati sebelum terjadinya asap karena manajer yang baik adalah manajer yang bisa mengatasi persoalan sebelum persoalan itu terjadi,” tegas Mul.
Dengan paparan yang disampaikan bupati itu diharapkan akan menjadi perhatian pemangku kepentingan, dalam hal ini petugas kesehatan.
Yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, semua pemangku kepentingan bisa bersama-sama melakukan kerja sama.
“Jadi mereka bisa memperhatikan langkah antisipasi. Jangan sampai terjadi kekurangan masker, timkses tidak lakukan penyuluhan. Itu tidak boleh terjadi. Ini juga tugas lintas sektor. Untuk itu harus ada kerja sama yang baik,” tutupnya. (app)
Discussion about this post