KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Proyek pengerjaan jembatan di ruas jalan provinsi antara Pasar Panas Bentot tepatnya di Desa Pulau Padang, Kecamatan Patangkep Tutui, Kabupaten Barito Timur senilai Rp3,8 miliar mangkrak dan terancam tidak selesai dikerjakan.
“Proyek pembangunan jembatan senilai Rp3,8 miliar yang di kerjakan CV Hayak Kapakat ini mangkrak dan tidak ada aktivitas beberapa minggu terakhir ini. Proyek ini terancam tidak selesai dikerjakan sehingga sangat menganggu arus lalu lintas di kawasan itu,” tegas Pj Kepala Desa Ramania, Kardianto ketika dihubungi via telpon, Rabu (02/10/2019)
Dengan kondisi, tersebut lanjutnya, masyarakat mengeluh pengangkutan material bahan bangunan yang dibeli dari wilayah Tabalong seperti pasir, batu belah dan koral tidak bisa melewati jembatan darurat tersebut dan harus memutar lewat jalur lain yg cukup jauh. “Kalau dilihat, mungkin proyek ini tidak selesai tanggal 30 Oktober nanti,” katanya.
Berdasarkan pemantauan KALAMANTHANA ke lokasi, waktu pengerjaan jembatan Pulau Padang yang dikerjakan tersebut tinggal 30 hari lagi, namun kemajuan pengerjaan jembatan yang menelan anggaran APBD Provinsi sebesar Rp3,8 miliar tersebut baru sampai pada tahapan pengecoran tiang.
Pada papan proyek, tertulis waktu pelaksanaan pekerjaan jembatan yang berada di perbatasan Desa Ramania dan Desa Pulau Padang, kecamatan Patangkep Tutui itu selama 210 hari terhitung mulai 4 April 2019-30 Oktober 2019.
Pada kesempatan itu Pj Kades ini berharap supaya kontraktor CV Hayak Kapakat supaya dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. “Kalau tidak selesai maka masyarakat bisa saja melakukan upaya hukum atas kerja buruk perusahaan tersebut,” tegasnya
Hingga berita ini di turunkan, pimpinan CV Hayak Kapakat, Sukardi, yang berdasarkan informasi berada di Pangkalanbun belum bisa dikonfirmasi, sehingga belum bisa dimintai keterangan terkait mangkraknya proyek tersebut. Selain itu, tidak ada sutu pun pekerja di lokasi proyek provinsi tersebut yang bisa dimintai keterangan. (tin)
Discussion about this post