KALAMANTHANA, Trenggalek – Lebih dari 450 orang warga Desa Watuagung, Kecamatan dongko, kabupaten Trenggalek dan pemuda dari berbagai kelompok, dengan pakaian adat, memenuhi lereng Tebing Sepikul, di tebing tertinggi di Pulau Jawa, untuk mengikuti upacara pengibaran bendera Merah Putih Raksasa guna memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91 (28/10/2019).
“Ini merupakan bentuk sumbangsih para pemuda dari ujung timur sampai barat nusantara untuk merajut persatuan dan kesatuan indonesia”, kata Freddy Simon pemrakarsa kegiatan ini.
Kegiatan ini juga dihadiri Mayjend TNI Isaac Marcus Pattioeilohy, Staf ahli bidang Sosbud Wanttanas, H. Mochamad Nur Arifin, Edi Santoso, Camat Batulimo, Muliawan Margadana dari Korps Menwa Indonesia, Syamsirwan Ichien, sesepuh MAPALA UI, Midian Sihotang dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia.
“Melihat pentingnya acara ini, upacara yang seharusnya dilakukan di Kodim 0806 kita pindahkan kesini”, kata Letkol Inf. Dodik Novianto, S.Sos, Komandan Kodim Kabupaten Trenggalek.
Pengibaran bendera raksasa berukuran 30 meter x 20 meter, pitch 12, ketinggian 430 meter, merupakan rekor pengibaran bendera terbesar dan tertinggi di Indonesia.
Bendera raksasa ini dikibarkan oleh 9 tim pengibar dari PALAWA Universitas Katolik Atmajaya Yogyakarta, MAHIPA Universitas Muhammadiah Ponorogo, Federasi Pemanjat Tebing Indonesia (FPTI) Papua, mahasiswa Kalbar Palu, Sumba, Jambi, Solo, Ponorogo.
Menanggapi acara ini, Kolonel Inf. Masduki menatakan bahwa tebing Sepikul melambangkan kokohnya para pemuda akan untuk tetap menopang merah putih. “Tebing Sepikul ini melambangkan bagaimana Bendera Merah Putih akan selalu ditopang dengan kokoh” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama TNI Isaac Marcus Pattioeilohy, staf ahli bidang sosbud wantannas mengatakan bahwa kegiatan ini adalah penyaluran energi pemuda yang sangat positif, “Ini adalah penyaluran energi pemuda yang sangat positif untuk kehidupan berbangsa dan bernegara kita” katanya.
Acara yang berlangsung dan melibatkan banyak pihak ini disiapkan dalam waktu kurang lebih hanya satu bulan dan dilakukan secara gotong royong dengan warga desa.
“Persiapan pendakian dilakukan jauh-jauh hari untuk mengantisipasi musim hujan yang diprediksi akan segera hadir. Selain itu, ukuran bendera kali ini 2 kali lebih besar dari yang biasa kami lakukan, jadi harus memperlebar area pengibaran, dan penambahan patok”,” kata Khairul Fuadi, Ketua Panitia.
Diinisiasi oleh 4 kelompok yaitu MAHIPA UMMUH, kemudian berkembang dan didukung oleh 35 organisasi pecinta alam, perhutani, kecamatan, TNI.
“Ini merupakan hal yg tidak kita duga, karena pada awalnya kita tidak berpikir akan bisa sebesar ini. Acara ini menunjukkan bahwa semangat persatuan dan kesatuan masih sangat besar di masyarakat kita” kata Teddy, perwakilan FPTI Surakarta.
Pengibaran bendera raksasa dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda ke-91 ini menunjukkan semangat para pemuda diseluruh Nusantara akan tetap merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa. (srs)
Discussion about this post