KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Meski status siaga darurat karhutla di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dinyatakan berakhir per 31 Oktober 2019 lalu dan Posko Induk dan Posko Lapangan juga telah ditutup, hasil pantauan satelit masih didapati beberapa titik hotspot di wilayah kabupaten Pulang Pisau dan sekitarnya.
Personil Polsek Kahayan Hilir bersama warga masih berjibaku memadamkan sebaran api yang melanda di wilayah di Desa Gohong, Kecamatan Kahayan Hilir (Kahlir), Kabupaten Pulang Pisau.
“Saya jumat 8 November 2019, bersama personel Polsek Kahlir dibantu oleh sejumlah warga berupaya memadamkan api karhutla di Desa Gohong,” ucap Kapolres Pulang Pisau, AKBP Siswo Yuwono BPM melalui Kapolsek Kahlir, IPDA Widodo kepada wartawan media ini, Sabtu (9/11/2019).
Sama halnya dengan jajaran Polsek Jabiren Raya, pihaknya melakukan pemantauan titik hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang mulai lagi bermunculan.
Dimana beberapa hari ini kondisi cuaca cukup panas. Dan berdasarkan hasil pantauan satelit AKUA terdapat 7 titik hotspot yakni di Desa Pilang dan Desa Jabiren seberang sungai Angai.
Melalui informasi itu lah, Kapolsek Jabiren Raya Iptu. Junedinoto, Jumat (8/11/2019) langsung menurunkankan Anggota Polsek Jabiren Raya dan langsung memantau titik hotspot yang dimaksud.
Saat di perjalanan ke lokasi dimaksud, pihaknya mengalami kendala sebab armada yang di gunakan untuk masuk kedalam area TKP hanya mengunakan perahu ces (Alkon), dan hampir 5 Km kedalam, dan kondisi air pun sangat surut, mengingat musim kemarau dan disamping itu, pihaknya tidak bisa melewati daerah-daerah titik yang dituju.
”Karena yang kita lewati menggunakan perahu ces itu, ada tabat yang dibuat oleh BRG yaitu setingi 30 Meter, jadi kami tidak bisa sampai ke TKP mas, dan kalau untuk dilakukan pemadaman di area itu tidak bisa dilakukan secara nanual, kecuali dilakukan Waterbombing, mengingat jarak hotspotnya itu ditengah hutan,” kata Juned.
Pihaknya menjelaskan asal mula api masih belum diketahui, karena menurutnya aktivitas masyarakat disitu pun tidak ada, baik bertani atau berkebun ataupun aktivitas perusahaan pun tidak ada, karena menurutnya lokasi di TKP tersebut adalah lahan kosong.
Dalam kesempatan itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat “Stop Membakar Lahan Dengan Alasan Apapun” dan tentunya banyak upaya yang bisa kita lakukan untuk menghindari Karhutla.
“Semoga kedepan wilayah kita, terbebas dari asal karhutla. Kita juga terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Mari bersama-sama kita menjaga hutan dan lahan kita dari karhutla,” pesannya.(ben)
Discussion about this post