KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tercatat masih ribuan warga di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, belum tercover dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) yang dikelola BPJS. Jumlah terbanyak, justru berada di dalam kota Muara Teweh, yakni di Kelurahan Melayu dan Lanjas.
Kepala BPJS Cabang Muara Teweh Iwan Adriady mengungkapkan hal ini di Muara Teweh, Senin (25/11/2019). “Masih tinggi warga yang belum terdaftar sebagai peserta JKN di dua kelurahan tersebut. Kami berupaya melibatkan RT untuk pendataan,” kata Iwan.
Secara umum, dari total 150 ribu warga Barito Utara, sekitar 129 ribu orang sudah masuk dalam program JKN. Sedangkan sisanya sekitar 20 ribu lebih, terutama di Kelurahan Melayu dan Lanjas, Kecamatan Teweh Tengah, masih terus dipersuasi dengan berbagai macam cara, sehingga bisa memanfatkan program kesehatan ini.
Iwan juga memaparkan soal besar iuran BPJS bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan buksn pekerja. Berdasarkan ketentuan baru, iuran kelas 1 naik dari Rp80 ribu menjadi Rp160 ribu per bulan, iuran kelas 2 naik dari Rp51 ribu menjadi Rp110 ribu per bulan, dan iuran kelas 3 dari Rp25.500 menjadi Rp42 ribu per bulan.
Menurut Iwan, segmen terbesar peserta BPJS berada di kelas 3. Pemerintah sangat memperhatikan warga pemegang kartu BPJS kelas 3, sehingga memperhitungkan setiap kenaikan secara proprosional. Termasuk mencari solusi jika warga tidak mampu lagi membayar iuran BPJS.
Bagi warga yang tidak mampu membayar iuran atau belum terdaftar sebagai pemegang kartu BPJS dair kalangan tidak mampu, ada dua cara untuk mendaftarkan diri. Pertama, melalui Dinas Sosial kabupaten sehingga bisa mendapatkan bantuan dana APBN. Sedangkan opsi kedua melalui Dinas Kesehatan kabupaten supaya memperoleh bantuan dari APBD. “Kedua proses tersebut melalui validasi dan verfikasi. Prinsipnya agar warga miskin tetap bisa mendapatkan pelayanan JKN,” ujar Iwan.(mel)
Discussion about this post