KALAMANTHANA, Pontianak – Polres Singkawang melakukan pemeriksaan terhadap empat orang saksi untuk mengungkap dugaan pembunuhan yang dialami Agustini Susilawati, istri Lurah Sagatani yang tewas terbunuh dirumahnya pada Minggu (29/12).
“Keempat orang saksi ini meliputi keluarga almarhum, anak dan tetangga almarhum,” kata Kapolres Singkawang, AKBP Prasetiyo Adhi Wibowo, Kamis (2/1/2020).
Dia mengatakan, selain memeriksa empat orang saksi, pihaknya juga telah menyita beberapa barang bukti yang ada di TKP, seperti satu bilah golok, satu buah cobek, satu buah ulekan dalam keadaan patah yang ada noda darahnya.
“Kemudian, beberapa pecahan piring berwarna biru, satu buah keset warna pink yang terdapat bercak darah, satu helai baju yang dipakai korban saat ditemukan dalam keadaan meninggal, satu helai celana kain panjang warna hitam yang terdapat noda darah dan satu buah bra warna krem yang juga terdapat noda darah,” ujarnya seperti dilansir Antara.
Agustini Susilawati, istri dari M Naziri, Lurah Sagatani, Kecamatan Singkawang
Selatan, ditemukan
tewas, diduga dibunuh perampok yang menyantroni rumahnya di Jalan
Pahlawan, Gang Bukit Tiga, Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang Tengah, Minggu
(29/12) sekitar pukul 23.00 WIB.
Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Tri Prasetiyo
mengatakan, berdasarkan hasil olah TKP, Senin (30/12) siang, ditemukan
sebilah senjata tajam berupa parang di belakang rumah korban.
“Barang bukti sajam yang kita temukan memang terdapat
bercak darah. Namun, saya belum bisa memastikan apakah sajam itu memang
digunakan sebagai alat kejahatan atau bukan,” katanya.
Berdasarkan hasil visum
sementara RSUD Abdul Aziz Singkawang, korban meninggal karena mengalami luka
memar di bagian tangan dan muka serta mengalami luka sayatan pada bagian leher
sepanjang 15 Cm.
“Kita juga sedang
berupaya untuk mencari alat bukti lainnya seperti handphone milik korban, yang
saat ini masih belum diketahui keberadaannya,” ungkapnya.
Sementara M Naziri di rumah duka, Senin, mengatakan,
saat kejadian dia tidak sedang berada di rumah, namun mendapat berita dari
anaknya bahwa pintu kamar istrinya terkunci dari dalam.
“Anak saya mau buka, tapi tidak jadi. Karena terkunci
dan dipikirnya mungkin ada orang di dalam,” ujarnya.
Begitu dirinya sampai di rumah, saat mau memarkirkan mobil,
tiba-tiba anaknya yang berada di dalam rumah keluar sambil menangis.
“Dia mengatakan sudah tidak mampu melihat kondisi
ibunya. Sementara kondisi tempat tidur anak saya, lemari dan laci-laci pakaian
sudah amburadul, darah berceceran di lantai,” ungkapnya.
Atas kejadian itu, dia menduga kuat jika istrinya telah
dianiaya dan dibunuh oleh seseorang yang berusaha merampok karena
tas yang biasa dibawa oleh istrinya juga hilang. “Didalam
tas selain berisikan uang, alat kosmetik dan handphone,” jelasnya.
(ik)
Discussion about this post