KALAMANTHANA, Muara Teweh – Bagaimanakah kondisi bekas lokalisasi Merong alias Lembah Durian setelah dua bulan resmi ditutup? Seorang wanita berdandan menor membuka cerita.
Dimintai komentarnya, wanita penghibur itu membeberkan tamu yang datang mencari hiburan ke Merong memang agak sepi. Hanya saja, menurutnya, jumlah wanita penghibut malah sebaliknya, justru bertambah.
“Malah wanita penghiburnya yang makin bertambah, Mas,” kata wanita yang menyemburkan aroma minyak wangi menusuk hidung itu.
Sumber KALAMANTHANA, sebut saja Ganteng (22, nama samaran), mengungkapkan, saat ini di Merong ada lagi hiburan dengan suguhan minuman keras disertai wanita penghibur.
“Kalau cocok, ya bisa langsung dieksekusi,” ujar Ganteng yang datang ke lokalisasi tersebut, Selasa (4/2), sembari memperlihatkan foto dua wisma yang sedang buka.
Kenyataan ini tentu saja berbeda dengan peristiwa dua bulan lalu. Masih terbayang bagaimana Wakil Bupati Barito Utara, Sugianto Panala Putra membubuhkan tanda tangan deklarasi penutukan Lembah Durian.
Pemkab Barito Utara, pada 4 Desember 2019 itu, resmi menutup Lokalisasi Merong dengan deklarasi Kabupaten Barito Utara Bebas Lokalisasi Prostitusi. Merong atau Lembah Durian adalah lokalisasi legendaris Barito Utara yang terletak di kilometer 3,5 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu.
Membacakan sambutan tertulis Bupati Nadalsyah, Sugianto menyatakan penutupan sebagai tindak lanjut program yang dicanangkan pemerintah pusat yaitu bebas lokalisasi tahun 2019.
“Dalam rakor tersebut menghasilkan komitmen bersama oleh seluruh peserta rapat koordinasi nasional untuk menutup lokalisasi di wilayahnya masing-masing,” ujar dia. (mel)
Discussion about this post