KALAMANTHANA, Palangka Raya – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) meminta penelitian dan pengembangan bajakah terus dilakukan dan melibatkan lebih banyak pihak. Sebab, tumbuhan ini masih terbagi atas sekitar 200 jenis sehingga perlu terus diidentifikasi spesies mana yang memiliki fungsi penyembuh kanker.
Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) H Fahrizal Fitri di pertemuan dengan Ketua Komisi IX DPR-RI Felly Estelita Runtuwene, di Palangka Raya, Kamis (13/2/2020), Gubernur menyatakan, hutan di Kalteng memiliki kekayaan biodiversitas yang tinggi, termasuk di dalamnya terdapat tumbuhan hutan yang berkhasiat sebagai obat.
Di forum yang membahas pengawasan atas fungsi, penindakan, intelejen, dan penyidikan dalam hal pengawasan obat dan makanan ini, Gubernur menyebut, selain kekayaan biodiversitas, etnis asli Suku Dayak yang menghuni wilayah Kalteng secara turun-temurun juga memiliki pengetahuan tradisional dalam hal pengobatan dengan memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan hutan.
Salah satu tumbuhan yang secara tradisional digunakan Suku Dayak di Kalteng untuk pengobatan itu adalah tumbuhan bajakah tunggal.
“Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait klasifikasi tanaman karena terdapat sekitar 200 jenis/spesies,” sebut Gubernur terkait tumbuhan yang menarik perhatian dunia medis setelah dipresentasikan sekelompok siswa-siswi SMA-2 Palangka Raya, tahun 2019 itu.
Gubernur menambahkan, saat ini pemerintah daerah telah mendapat dukungan dari balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) untuk melakukan penelitian identifikasi, uji sitotostik in vitro ekstrak dan uji fitokimia beberapa sampel tumbuhan bajakah. Proses penelitian itu telah berjalan hingga saat ini.
“Perlu penelitian dan pengembangan sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya warga Bumi Tambun Bungai,” tandas Gubernur.
Pertemuan dengan Felly Estelita Runtuwene itu sendiri merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja sehari tim Komisi IX DPR-RI ke Kalteng. Kehadiran Ketua Komisi IX ini didampingi Staf ahli menteri kesehatan Dr Kuwat Sri Hudoyo MS, serta perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat Dra Rita Endang.
Kedatangan mereka di Palangka Raya disambut Kepala BPTP Kalteng Dr Syamsudin MSc dan jajaran pemerintahan daerah lainnya.
Selain menggelar pertemuan dan diskusi dengan pejabat pemerintahan daerah Kalteng, tim juga melakukan kunjungan ke kekawasan terpadu pusat pengembangan obat tradisional Kalteng, galeri PLUT KUMKM Kalteng, dan tempat usaha obat tradisional M-4 Bersaudara milik Ny Kameliati. (SAR)
Discussion about this post