KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sejak berdiri tahun 80-an, Desa Haragandang terisolir dan tertinggal. Pemerintah Desa tamg berada di Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, bertekad memutus keterisoliran wilayah dan ketertinggalan tahun ini juga.
Kepala Desa Haragandang Herdana, Selasa (18/2/2020), mengatakan dua usulan prioritas berupa pembangunan jembatan dan pemasangan jaringan listrik telah diajukan dalam musyawarah rencana pembangunan tingkat Kecamatan Lahei, Senin (17/2). Ini tercatat kesekian kalinya usulan tersebut diajukan. “Semoga usulan ini direspon dan masuk dalam APBD Barut,” sebut Herdana.
Lebar sungai sekitar 30 meter, sehingga Pemdes Haragandang mengusulkan jembatan konstruksi baja sepanjang 60 meter. “Selama belum ada jembatan, jaringan listrik sulit masuk ke Haragandang,” ujar Herdana.
Warga Haragandang minta pemasangan jaringan listrik, karena desa mereka masuk desa terdampak atau ring 1 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai yang melayani wilayah Kalteng, Kalsel, dan Kaltim. “Ini sangat ironis. Haragandang desa penghasil gas yang mempriduksi listrik PLN, tetapi sampai saat ini belum menikmati listrik,” kata warga bernama Aliansyah.
Dari PLMTG ini Kabupaten Barut mendapat dana bagi hasil (DBH) yang sangat besar. Tetapi infrastruktur di sekitar daerah penghasil gas, seperti Desa Rahaden, Muara Pari, Karendan, dan Haragandang jauh tertinggal dari desa lain di Barut.
Desa Haragandang merupakan desa terakhir di pinggir Sungai Lahei, anak Sungai Barito yang berbatasan dengan Desa Intolingo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dan Kabupaten Murung Raya.(mel)
Discussion about this post