KALAMANTHANA, Palangka Raya – Dinàs Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah bersama Yayasan Climate Society melakukan seminar identifikasi kontribusi perkebunan Kalimantan Tengah terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Sekreatris Daerah Kalteng, Fahrizal Fitri mengajak semua pihak untuk sama-sama menurunkan GRK terutama sektor perkebunan. Perubahan iklim diakibatkan oleh kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam termasuk pencairan es di kutub Utara.
Semua negara perlu tanggung jawab termasuk pemerintah daerah yang didalamnya ada Perusahaan Besar Swasta (PBS) harus berperan aktif. Akibatnya produk PBS banyak ditolak mancanegara. Indonesia sendiri ditargetkan penurunan GRK 20%.
Sebenarnya para PBS telah berpartisipasi menurunkan GRK dan pemda monitor melalui proper dan ISPO sambungnya.
Sementara Prof Rizaldi Boer dari YCS menyampaikan, bahwa pendekatan penurunan GRK di sektor PBS dengan cara buka lahan tanpa bakar, deforestasi, dekomposisi gambut, system’ pengolahan hutan lestari dan rehabilitasi.
Diharapkan ada inisiatif lain dalam menurunkan GRK. Disarankan juga agar pemerintah daerah dapat memasukkan pengelolaan lingkungan dalam Indeks Kerja Utama (IKU).
Sedangkan Joko Tri Haryanto dari kementerian Keuangan RI meminta agar pengelolàan lingkungan tidak ego sektoral, juga menghimbau agar PBS mendorong berinvestasi berbasis lingkungan. “Kedepan sedang disusun carbon prising,” ujarnya.
Perwakilan dari GAPKI Kalteng, Syahrial menanggapi positif seminar dan menyampaikan bahwa seluruh PBS telah berpartisipasi dalam menurunkan GRK. kita Syahrial.
Seminar dilaksanakan di Bahalap Hotel Rabu (19/2/2020), diikuti oleh pihak Pemda Kalteng,Kalbar,kaltim, NGO dan para PBS Kalteng. (tnm)
Discussion about this post