KALAMANTHANA, Muara Teweh – Rupanya Bandar Udara H Muhammad Sidik di Desa Trinsing, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, tergolong rawan longsor. Pemerintah mengucurkan dana Rp13 miliar untuk mengatasi hal ini, tetapi pekerjaan belum juga tuntas dalam waktu 100 hari.
Pantauan lapangan KALAMANTHANA, Kamis (20/2/2020) siang, tiga orang tulang terlihat memasang pipa paralon warna hitam di lokasi yang sudah digali. “Ini masih dalam pekerjaan. Soal rincian proyek, silakan tanya kepada pimpinan kami,” kata seorang tukang kepada wartawan.
Dalam papan proyek tertera proyek Kementerian Perhubungan ini berupa pekerjaan lanjutan penanggulangan longsor dengan tiang pancang pada STA 0+300 sampai dengan 0+500 satu paket. Nilai proyek Rp13,042 miliar bersumber dana APBD 2019.
Baca Juga: Jelang Diresmikan, Belum Semua Fasilitas Bandara HM Sidik Rampung
Bukan hanya proyek penanggulangan longsor, lahan parkir juga belum diaspal atau dilapis, pagar pembatas keliling belum semua terpasang, pipa jaringan air dan taman depan apron masih dikerjakan.Sampai kapan proyek penunjang dari sisi darat ini rampung?.
Kepala UPBU Beringin Djarot Nugroho menghindar dari wartawan, Rabu (19/2) ketika hendak,dikonfirmasi. “Saya mau rapat dengan Kadishub Barut,” kata pria tinggi.besar berkepala plontos itu.
Sebelumnya diwartakan, Tim Direktorat Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI, segera memverifikasi Bandara HM Sidik Januari 2020. Sebelum bandara operasional, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, termasuk verifikasi dari Kemenhub yang akan dilaksanakan oleh tiga direktorat, yaitu direktorat bandar udara, direktorat keamanan penerbangan, dan navigasi.
Proses verifikasi meliputi sisi udara seperti runway, taxiway, apron, dan peralatan pendukung lainnya.
Sedangkan sisi darat mencakup verifikasi seluruh peralatan keamanan, servis atau pelayanan, keselamatan penerbangan, dan verifikasi terminal.(mel)
Discussion about this post