KALAMANTHANA, Samarinda – Masih ingat peristiwa kematian balita Yusuf yang menggoncang pendidikan nasional? Ternyata, dia meninggal karena tenggelam.
Sebelumnya sempat mencuat dugaan-dugaan Yusuf yang ditemukan meninggal di selokan itu korban kekerasan. Bahkan ada pula yang mengait-ngaitkan dengan kemungkinan digigit ular.
Tapi, hasil otopsi yang dilakukan di laboratorium fortensik Mabes Polri, tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hasil otopsi itu dirilis dokter dari Mabes Polri, Sumy Hastry Purwanti di Mapolresta Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (27/2).
Sumy Hastry Purwanti menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan tulang-tulang dari Yusuf di laboratorium forensik, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
“Tidak ditemukan tanda kekerasan dan disimpulkan Yusuf meninggal karena tenggelam,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan terkait dengan lepasnya beberapa anggota tubuh balita tersebut karena adanya proses pembusukan di dalam air.
“Ada dua faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Di antaranya faktor usia korban yang masih kecil yang memiliki tulang rawan yang mudah rapuh. Kedua yaitu faktor alam. Korban ditemukan di air sehingga proses pembusukkan itupun akan cepat terjadi,” tambah Sumy.
Penjelasan Sumy tersebut langsung disaksikan kedua orang tua korban. Pasangan suami=istri ini pun menerima dengan ikhlas hasil pemeriksaan Tim Forensik Mabes Polri ini. (ik)
Discussion about this post