KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Direktur Badan Layangan Umum Daerah (BLUD) RSUD Tamiang Layang, dr. Jimmi WS Hutagalung mengatakan salah satu upaya memutus mata rantai penularan Pandemi Wabah Virus Corona (Covid – 19) di Kabupaten Barito Timur, adalah melalui kejujuran masyarakat.
“Jika pasien yang datang dan ingin berobat ke RSUD Tamiang Layang, hendaknya harus jujur memberikan informasi diri kepada petugas saat dilakukan screening. Ini untuk mencegah dan memutus jaringan penularan pandemi wabah virus coronan (Covid-19) itu,” kata Direktur RSUD Tamiang Layang, dr. Jimmi WS Hutagalung melalui WhatsApp di Tamiang Layang, Sabtu (25/4/2020).
Di sejumlah daerah lain, banyak tenaga medis yang tepapar Covid-19 karena tak jujurnya pasien. Mulai dari dokter, perawat, pekerja apotek, bahkan petugas pembersih.
Menurut.Jimmi, pasien mesti menyampaikan keluhan dan riwayat sakit kepada petugas screening yang ditempatkan di bagian terdepan sebelum masuk layanan rumah sakit. “Dengan begitu petugas juga akan menanyakan riwayat perjalanan hingga adanya riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 dan PDP,” katanya.
Ditambahkan dia, sesuai protap dan presedur standar pelayanan di RSUD Tamiang Layang di tengah pandemi corona, siapapun yang mau berobat di poli maupun di UGD, harus dan wajib discreening dulu.
Dikatakan dia, tahapan pelayanan rumah sakit di tengah pandemi wabah virus corona tersebut sebagai upaya memutus penyebaran dan penularan virus tersebut. “Jadi hendaknya tambahan pelayanan ini bisa dipahami seluruh pasien ketika hendak berobat di RSUD Tamiang Layang,” ucapnya.
Pada kesempatan itu Jimmi WS Hutagalung juga mengatakan selain layanan tersebut semua tenaga medis dan pegawai RSUD serta semua pasien wajib menggunakan masker dan menerapkan physhical distancing, dan sekali lagi pasien harus jujur ketika ditanya petugas karena melontarkan sejumlah pertanyaan tujuannya demi kebaikan bersama.
Di sejumlah rumah sakit, karena tak jujurnya pasien, membuat banyak petugas medis di rumah sakit yang terdampak virus corona. Awalnya terjadi di Rumah Sakit Karyadi Semarang ketika 57 tenaga medis terpapar corona, kemudian disusul reaktifnya 51 pekerja RSUD Kota Bogor diduga juga karena pasien tak jujur, dan hal serupa juga terjadi terhadap 11 dokter di Kota Bekasi. (tin)
Discussion about this post