KALAMANTHANA, Singkawang – Umi tetiba kaget. Dia dengar ada suara patah: brukkk! Tak berani dia melihat, hanya melirik. Ternyata, teras lantai dua rumahnya roboh.
Umi adalah warga Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Rumahnya menjadi satu dari sembilan rumah yang rusak setelah diterjang angin puting beliung, Sabtu (2/5/2020).
Dia mengungkapkan sebelum kejadian angin puting beliung, hujan memang sangat deras. “Saat atap teras lantai dua roboh, kami semua berada di lantai bawah. Ndak ada yang berani untuk naik dan melihat ke lantai dua,” ujarnya kepada Antara.
Begitu hujan agak reda, barulah dia beserta keluarga naik ke atas untuk melihat kejadian yang sebenarnya. “Begitu dilihat, rupanya atap teras lantai rumah sudah hancur,” ungkapnya.
Menurutnya, kejadian serupa juga berimbas ke rumah warga lainnya yang ada di Jalan Jeruk. Hanya saja kerusakan yang dialami tak separah dengan kerusakan atap di rumahnya.
“Rupanya adik ipar saya juga sempat melihat ada atap rumah warga yang terbang. Kalau atap rumah saya ini cuma belipat sengnya,” jelasnya.
Atap sembilan rumah tersebut beterbangan akibat angin kencang yang disertai dengan hujan deras. Sejumlah warga pun langsung memberikan pertolongan secara swadaya, agar kerusakan atap tidak semakin parah. Pasalnya, hingga pukul 14.30 WIB hujan deras masih terus mengguyur Kota Singkawang.
Umi pun membeberkan sejumlah warga yang terdampak angin puting beliung. “Seperti atap rumah Pak Faisal, Aphin, Sutrisno, Sujatmiko, Sugianto, Imran dan atap rumah yang ditinggali oleh seorang guru,” katanya.
Anehnya, atap rumah warga yang kena tidak merata. Karena setelah rumahnya, angin puting beliung sepertinya langsung menyebrang ke rumah warga lainnya.
“Saya pun tidak tahu persis kejadiannya karena sewaktu kejadian kami semua di dalam rumah. Hanya saja, sebelah rumah saya ini tidak kena, justru nyebrang ke rumah warga lainnya,” tuturnya.
Sementara korban puting beliung lainnya, Karnadi mengatakan, sebelum kejadian dia bersama istrinya sempat mengambil pakaian di jemuran lantai dua rumahnya.
“Karena sewaktu hujan deras, angin sangat kencang. Lalu saya bersama istri mengambil jemuran. Baru saja mengambil beberapa helai pakaian, tiba-tiba ada sesuatu yang roboh dari atap lantai dua,” katanya.
Sehingga, pengambilan jemuran pakaian tak sempat diselesaikan karena khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. “Terlalu cepat kejadiannya, beruntung istri saya tak sampai ketimpa kayu,” ujarnya.
Dia pun mengaku heran, karena kejadian seperti ini sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi. Dia pun bersyukur, dari kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Hanya saja kerugian materil yang dia alami ada sekitar belasan juta rupiah. (ik)
Discussion about this post