KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ternyata dana sebesar Rp35 miliar lebih bagiTim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Barito Utara, belum terkucur sebagaimana mestinya. Terbukti, posko penanganan yang ditangani oleh Pemerintah Desa Tambaba, Kecamatan Gunung Purei terpaksa gulung tikar alias tutup, karena tidak ada dana.
Posko tersebut dibangun sejak awal April 2020 dengan dana swadaya desa. Posko sempat berjalan selama sebulan melibatkan aparat desa, tokoh masyarakat, dan relawan.
“Selama 10 hari pertama posko bisa berjalan 2×24 jam, setelah itu berganti shift 12 jam saja. Tapi seminggu ini posko ditutup, karena tidak ada anggaran,” ujar Kepala Desa Tambaba Redionsyah, Selasa (12/5/2020).
Menurut Redionsyah, ia pernah berkonsultasi dengan BPBD Barut soal anggaran buat Posko Tambaba, namun tak ada alokasi dana di BPBD. Posko cuma mendapatkan masker dan hand sanitizer dari BPBD. “Setiap shift, lima orang menjaga posko. Kita perlu dana untuk mereka, tak bisa hanya main perintah. Dana itu tak ada di desa, karena sudah terpakai untuk BLT-DD,” kata dia.
Ia menambahkan, Posko Tambaba berada hanya sekitar enam km daru perbatasan Kaltim, yakni Kecamatan Bantian Besar, Kabupaten Kutai Barat. Jalur melintasi Tambaba merupakan jalur utama di perbatasan Kalteng-Kaltim.
Baca Juga: Ini Kata Ketua Gugus Tugas Barito Utara, Soal Penutupan Posko Tambaba
Catatan KALAMANTHANA, Posko Tambaba pernah dikunjungi anggota DPRD Barut. Selain Tambaba, ada beberapa posko lain yang ditangani kecamatan desa, antara lain di Nihan, Benangin, Lemo, dan Kandui.
Rilis resmi Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Barut, tim kabupaten hanya mendanai Posko di Km 12, Kecamatan Teweh Baru, Posko Km 52 Kecamatan Teweh Tengah, dan Posko Pelabuhan Speed Muara Teweh. Tak jelas, soal dana buat posko di luar tanggungan tim kabupaten.(mel)
Discussion about this post