KALAMANTHANA, Muara Teweh – Seorang dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) di RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, harus menjalani isolasi mandiri 14 hari, karena kontak dengan seorang ibu hamil, belakangan terkonfirmasi reaktif rapid test.
Tak berhenti di situ saja, dampaknya pihak RSUD Muara Teweh harus menutup sementara pelayanan poliklinik kandungan, karena tidak ada lagi dokter lain berkualifikasi spesial kebidanan dan kandungan di RSUD.
Penutupan sementara poli kandungan diberitahukan kepada masyarakat melalui Pemberitahuan Nomor : 800/1082/UPTD.RSUD/VI/2020, tertanggal 24 Juni 2020. Pemberitahuan ini ditandatangani oleh Direktur RSUD Muara Teweh drg Dwi Agus Setijowati.
Ketika dikonfirmasi Kamis (25/6/2020) malam, Dwi Agus membenarkan penutupan sementara poli kandungan sampai batas waktu yang tidak ditentukan, atau sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
“Karena SpOG kita cuma satu orang. Kalau ada pasien memerlukan pelayanan, kita kembalikan ke fasilitas kesehatan (faskes) pertama. Jika diperlukan pelayanan spesialis, kita bisa rujuk,” jelas wanita yang akrab disapa Tinuk ini kepada KALAMANTHANA.
Baca Juga: Empat ODP dan PDP Dites Swab, Gugus Tugas Barut Tunggu Hasil
Informasi lain yang dihimpun menyebutkan, dokter kandungan kontak erat dengan pasien Ny YP (26) seorang ibu hamil. Pasien masuk opname pada Senin (22/6) sekitar pukul 16.30 WIB.
Belakangan Ny YS terdeteksi reaktif rapid test. Saat usia kehamilan baru memasuki 11 minggu, ia melahirkan secara prematur. Sang jabang bayi meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU khusus Km 7 Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu, Selasa (23/6) sekitar pukul 22.30 WIB.
Berdasarkan keterangan resmi tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Barut pasien Ny YP beralamat di Desa Paring Lahung, Kecamatan Montallat. Namun data lain yang diterima media ini menyebutkan, pasien tersebut berasal dari Desa Suka Maju Lampung, RT 02, RW 05 Kabupaten Lampung. Ia berdomisili di rumah keluarga Jalan Imam Bonjol, Muara Teweh.(mel)
Discussion about this post