KALAMANTHANA, Samarinda – Kabar menyedihkan mencuat dari Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis, Samarinda, Kalimantan Timur. Sejumlah 19 orang tenaga kesehatannya positif terpapar virus corona, penyebab Covid-19.
Angka tersebut kemungkinan masih bisa bertambah. Sebab, belum seluruh hasil tes swab terhadap 90 tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut yang keluar hasilnya.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Samarinda, Syaharie Jaang di Samarinda Selasa (14/7/2020) mengatakan penemuan kasus tersebut berawal dari hasil penelusuran kontak pada seluruh tenaga kerja kesehatan di rumah sakit Inche Abdoel Moeis pada 9 Juli 2020.
“Sebanyak 90 tenaga kesehatan yang dilakukan rapid test dengan IFA dan test swab, dan 19 orang diketahui hasilnya positif,” kata Syaharie Jaang dalam rilis yang dilakukan di rumah jabatan Wali Kota Samarinda.
Dengan kejadian ini, tim gugus menetapkan karantina wilayah di rumah sakit milik Pemkot Samarinda.
Baca Juga: Dinyatakan Reaktif Rapid Test, Lelaki Asal Samarinda Kabur dari RSUD Muara Teweh
Syaharie Jaang yang juga Wali Kota Samarinda itu menyebutkan telah terjadi transmisi lokal di RS Inche Abdoel Moeis Kota Samarinda dan terdapat 19 tenaga kesehatan yang telah dinyatakan hasil terkonfirmasi positif.
Saat ini tim surveilans Dinas Kesehatan Kota Samarinda telah melakukan penelurusan kontak kepada seluruh anggota keluarga dan tenaga kesehatan di rumah sakit milik Pemkot Samarinda itu.
“Dinas Kesehatan akan menetapkan karantina wilayah di Rumah Sakit IA Moeis dan akan melakukan telusur kontak ke seluruh tenaga kesehatan dan keluarganya,” bebernya.
Direktur Utama RS Inche Abdoel Moeis Syarifah Rahimah mengatakan hasil swab dari 90 tenaga medisnya belum semuanya keluar. Karena itu, dimungkinkan bisa terjadi penambahan pasien positif.
Sebagai antisipasi, pihaknya membuat kebijakan untuk menutup seluruh pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut. “Pelayanan RS kami sempat ditutup khusus untuk layanan IGD selama dua hari, namun saat ini kami telah menutup seluruh layanan medis untuk memutus mata rantai penularan,” pungkas Syarifah. (ik)
Discussion about this post