KALAMANTHANA, Palangka Raya – Dalam rangka persiapan menghadapi puncak musim kemarau 2020 dan potensi kebakaran hutan-lahan (karhutla), Badan Restorasi Gambut (BRG) menggelar kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Gambut Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu (15/7/2020).
Selain dari BRG, sejumlah pejabat setempat seperti Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Ir Darliansjah, MSi, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Esau, S.Si, M.Kes, serta Kabid Ekonomi SDA dan Kerja Sama Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah, Ir. Wuryanto, ikut menjadi narasumber utama di acara ini.
Sosialisasi ini juga dihadiri oleh Organisasi Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten, Tim Restorasi Gambut Daerah, Kementerian/Lembaga terkait, organisasi non-pemerintah, perusahaan dan akademisi. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyampaikan informasi kebijakan dan kegiatan restorasi ekosistem gambut yang telah dilakukan BRG.
BRG dalam siaran pers yang disampaikan ke KALAMANTAHA, Kamis (16/7/2020) menjelaskan, di Kalimantan Tengah, ada 16 KHG yang menjadi prioritas kerja BRG dan sebagian besar wilayah target kerja BRG berada pada kawasan APL (Area Penggunaan Lain dan HP (Hutan Poduksi). Tercatat sejak 2017 hingga 2019, sudah ada 13.551 IPG yang dibangun oleh BRG bersama mitra di Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 10.654 unit sumur bor, 2.875 sekat kanal, dan 115 timbunan kanal.
Sedangkan untuk kegiatan revegetasi sudah mencapai sekitar 450 hektare lahan gambut yang ada di luar areal konsesi. Untuk rencana kegiatan tahun 2020 ini, BRG akan membangun 46 unit sekat kanal, revegetasi 300 hektar dan bantuan revitalisasi ekonomi sebanyak 39 paket.
Pembasahan ekosistem gambut dengan pembangunan IPG (infrastruktur pembasahan gambut) merupakan upaya awal pencegahan kebakaran. Namun demikian, penurunan tinggi muka air yang berpotensi menyebabkan karhutla sangat mungkin terjadi. Karena itu untuk deteksi dini pantauan tinggi muka air, BRG sudah memasang 41 alat pemantau TMA (Tinggi Muka Air) di Kalteng. Sistem alat pemantau yang disebut SIPALAGA ini akan mencatat posisi penurunan tinggi muka air di KHG.
Jika deteksi turunnya tinggi muka air gambut pada posisi siaga dan untuk menjaga kelembaban lahan gambut, BRG melalui TP bekerja sama dengan Polda Kalimantan Tengah, kelompok masyarakat BRG yang juga anggota MPA, juga bersiap melakukan operasi pembasahan ekosistem gambut dengan dua macam metode OPCLGT (Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut) dan OPGRK (Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kebakaran). Misalnya pada Juli 2020, posisi rataan TMA di beberapa KHG Kalimantan Tengah berada pada posisi siaga hingga bahaya yaitu rataan TMA 0.66 – 0.68 meter di bawah permukaan gambut.
Sedangkan untuk penguatan kapasitas, institusi lokal desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, sejak 2017-2019 di Kalimantan Tengah BRG sudah membentuk 147 DPG (Desa Peduli Gambut) dan tahun 2020 ini ada 44 DPG yang dibina BRG.
Perkembangan terbaru ada rencana pembentukan 5 Kawasan Perdesaan di Kabupaten Pulang Pisau, yaitu Kawasan Pedesaan Ekowisata, Minapolitan, Industri Kerajinan Rotan, Agropolitan I dan Agropolitan II.
Tujuan penting dari program Desa Peduli Gambut ini adalah untuk memfasilitasi desa-desa agar mereka bisa meningkatkan kesejehteraan dan status perkembangan desanya. Pelaksanaan kegiatan supervisi konsesi di Provinsi Kalimantan Tengah sudah mencapai 56,7% (sekitar 39 ribu hektar) dari target 70 ribu hektar di area konsesi perkebunan. (srs)
Discussion about this post