KALAMANTHANA, Palangka Raya – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut, tidak ada alasan untuk menunda kembali pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pasalnya, pandemi Covid-19 tidak bisa dipastikan kapan berakhir, sehingga momentum Pilkada menjadi sarana penting untuk menentukan pemimpin yang mampu mengatasi dampak situasi ini.
Seperti diketahui, pilkada serentak di beberapa wilayah di Indonesia tetap digelar tahun 2020 ini meski mengalami penundaan akibat pandemi Covid-19. Di Kalteng, dua pilkada yang akan dilaksanakan adalah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim).
Mendagri Tito Karnavian dalam kunjungan kerja ke Palangka Raya didampingi lima pejabat Direktorat Jenderal Kemendagri, Minggu (19/7), mengingatkan, tidak ada alasan lagi menunda proses pemilihan umum. Sebab, selain pentingnya tujuan pelaksanaan dari even politik itu, akhir dari pandemi Covid-19 juga tidak bisa dipastikan.
Baca Juga: Mendagri Apresiasi Kesiapan Pemprov Kalteng Laksanakan Pilkada Serentak 2020
“Sampai saat ini tidak ada ahli epidemilogi yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 berakhir. Yang ada hanya skenario-skenario. Kalau kita tunda lagi tahun depan (2021), bagaimana kalau pandemi Covid-19 masih berlangsung?” ujar Tito saat memberikan arahan di acara diskusi yang digelar di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, kemarin.
Pada kegiatan yang dihadiri Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta pejabat daerah lainnya itu, Tito meminta semua pihak untuk tidak terlalu khawatir turunnya angka partisipasi pemilih di Pilkada ini akibat pandemi Covid-19.
“Korea Selatan bisa menggelar Pemilu on schedulle (sesuai jadwal), saat perang saudara dulu, juga tahun ini saat pandemi Covid-19, 15 April 2020 tadi. Tingkat partisipasi masyarakatnya bahkan menjadi sejarah tertinggi saat ini,” ujar Tito.
Mantan Kapolri itu menuturkan, dirinya sempat menanyakan ke duta besar Korsel terkait peningkatan partisipasi pemilih di masa pandemi itu. Jawaban yang Dia dapat, masyarakat Korsel justru semakin menganggap penting mengikuti Pemilu untuk mendapatkan pemimpin atau pemerintahan yang kuat dan bisa mengatasi dampak pandemi Covid-19 itu.
“Mereka bisa, mengapa kita tidak. Kita harus mampu menjadi bangsa petarung,” sebut Tito.
Secara khusus Mendagri juga meminta pers untuk aktif menyampaikan nilai penting dari Pilkada ini ke masyarakat.
“Pilkada ini menjadi penting bagi daerah untuk menentukan pemimpin yang mau dan mampu mengatasi krisis ini,” tandasnya. (sar)
Discussion about this post