KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pembangunan gedung baru untuk tempat isolasi jadi pertaruhan buat Pemkab Barito Utara. Kenapa?
Saat ini jumlah pasien Covid-19 terus bertambah dan gedung harus segera siap. Tetapi di sisi lain dana yang dibutuhkan lumayan besar, sedangkan anggaran sudah banyak tersedot.
Hal ini mengemuka saat rapat dengar pendapat atau hearing antara DPRD dengan Dinas Kesehatan dan RSUD Muara Teweh, kemarin. “Kami sekadar mengingatkan, untuk menyiapkan lantai V RSUD sebagai ruang isolasi kapasitas 50 orang butuh dana Rp5 miliar. Di ruangan sudah tersedia tempat tidur, tabung oksigen, dan beberapa alat pendukung lainnya. Di gedung baru, kita harus menyediakan semuanya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Barut, Siswandoyo di hadapan anggota DPRD barito Utara.
Baca Juga: Ironis!!! Jasa Layanan Medis Barito Utara Masih Tertunggak Rp1,8 Miliar
Siswandoyo memaparkan kondisi tersebut guna menjawab pertanyaan anggota DPRD tentang kapan gedung baru tempat isolasi bisa dipergunakan dan berapa biaya pembangunan fisik gedung itu.
Pemkab Barito Utara membangun gedung baru tempat isolasi sejak Juli 2020. Gedung berkapasitas 50 pasien ini ditargetkan selesai dalam waktu 45 hari. Ruangan isolasi pasien Covid-19 mesti ditambah karena daya tampung di ruang Matahari, Lantai V RSUD Muara Teweh hanya cukup untuk 50 orang.
Pembangunan gedung isolasi menggunakan biaya tak terduga (BTT) sekitar Rp2,5 Miliar. Pekerjaan di bawah pengawasan Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR Kabupaten Barito Utara.
Baca Juga: Mereka Pertaruhkan Nyawa, Sudah 20 Nakes Barito Utara Terpapar Covid-19, Begini Sebarannya
Wakil Ketua DPRD Barito Utara Parmana Setiawan mengatakan, DPRD ingin mengetahui semua kegiatan terkait gedung vru tempat isolasoli. karena menjalankan kewenangan dibidang pengawasan.
“Setahu kami, anggaran pembangunan gedung baru tempat isolasi pasien Covid-19 seb3sar Rp2,5 Miliar,” ujar politikus PKB ini.(mel)
Discussion about this post